Kini, ketika kita berdiri di sana, kita sedang berdiri bukan hanya di atas tanah, tetapi di atas lembar sejarah yang dulu sempat hilang. Dan setiap langkah disana, adalah sebuah pengingat bahwa ingatan bisa pudar — tapi tidak pernah benar-benar mati. Asal ada yang mau mencarinya kembali.
Kami Bukan Hebat. Kami Hanya Tidak Menyerah Saja
Baca Juga:
Bupati Pakpak Bharat Bagi Paket Bansos untuk Anak Yatim dan JKM
Tahun 2025, Situs Rumahela genap berusia 15 tahun sejak pertama kali ditemukan kembali. Angka yang mungkin kecil di mata sejarah besar. Tapi besar artinya bagi sebuah perjuangan yang tak pernah berhenti.
Sebuah perjalanan yang dimulai dari keyakinan—bahwa jejak leluhur tak boleh hilang begitu saja. Bahwa warisan harus dijaga, bukan sekadar diperingati. Dan kita telah melakukannya. Bersama.
Kita menjaga situs ini, merawatnya, membangunnya kembali, tidak hanya dengan tangan, tapi juga dengan hati dan jiwa yang utuh.
Baca Juga:
Lepas Kirab Kenderaan Peringatan Harganas ke-32, Ini Kata Wabup Dairi
Tidak sebentar. Tidak musiman. Tapi terus-menerus. Setiap hari. Setiap minggu. Setiap bulan. Setiap tahun. Tak pernah kita berhenti, karena kita percaya pada satu hal: #DangAcciCeng
Mengapa #NggakBolehMenyerah? Karena yang kita perjuangkan bukan ilusi. Ia nyata. Ada di hadapan mata. Bisa disentuh, bisa diinjak, bisa dirasakan langsung oleh hati kita yang paling dalam.
Situs Parhutaan Rumahela adalah tempat yang hidup—bernapas bersama angin, bersama rumput, bersama sejarah. Siapa pun yang datang ke sana akan tahu: inilah rumah. Tempat pulang. Tempat yang membuat kita merasa kedamaian dan penuh khidmat.