Nilam pernah menjadi sumber utama pendapatan petani di Kecamatan Silima Pungga-pungga.
Dari hasil pertanian, keluarga Saudur mampu menyekolahkan ke-6 anak mereka, walau hanya sampai jenjang SMA. Tamat sekolah anak-anaknya lebih memilih merantau dan bekerja.
Baca Juga:
Sengketa Tanah 16 Hektare Memanas: JK vs GMTD Sama-Sama Klaim Kepemilikan Sah
Saat ini, seorang anak laki-laki mereka tinggal di kampung, menggantikan Saudur mengolah lahannya, karena Saudur sudah tua dan suaminya telah meninggal dunia.
Di masa tuanya kini, Saudur mengandalkan hasil dari pohon duku yang ia miliki. Jika dukunya berbuah, Saudur memperoleh pendapatan sekitar 20 juta-an sekali panen.
Dari pohon durian, Saudur hanya memperoleh sekitar 5 juta, karena buah duriannya lebih sering diberikan kepada keluarga dekat, untuk oleh-oleh.
Baca Juga:
Bupati Karo Terima Penyematan PIN Merah Putih dari Wagub Bengkulu
Selain duku dan durian, Saudur juga memanen buah pinang, taksasi hasil 10 kilogram per bulan.
Hingga saat ini, di rumahnya, Saudur juga masih berjualan ulos, kemiri, kopi, karung dan es yang dibuat oleh menantunya.
Walau Saudur telah tua, saat ini berusia 71 tahun, dia masih bisa menghasilkan uang. Bahagia, karena dia bisa memberi para cucunya uang jajan setiap hari.