Penulis: Devi Romauli Sianipar (Staff Yayasan Diakonia Pelangi Kasih)
WahanaNews-Dairi | Saudur menikah dengan seorang laki-laki bernama Bagian Sihombing, penduduk asli Desa Bonian, yang juga satu kecamatan dengannya.
Baca Juga:
Tindak pidana di Parbuluan VI, Warga Kabupaten Karo Dilapor ke Polres Dairi
Saudur tinggal dan menetap di Desa Bonian, bersama suaminya yang juga seorang petani, memiliki tanah yang cukup luas untuk bertani.
Mereka memiliki 5 anak. 2 laki-laki dan 3 orang perempuan. Untuk menambah pendapatan keluarga, Saudur memulai bisnis kecil-kecilan, berjualan di Desa Bonian, seperti masa hidupnya waktu kecil.
Kebutuhan rumah tangga semakin hari meningkat. Demikian dengan biaya sekolah anak-anaknya.
Baca Juga:
Dinilai Lecehkan DPRD, Politisi Asal Nasdem Kritik Keras Dedi Mulyadi
Mereka memutuskan membeli sebuah mesin penggiling kopi. Saudur menawarkan jasa menggiling kopi di rumahnya. Saat itu, di Desa Bonian belum ada jasa untuk menggiling kopi.
Selain itu, dia juga mulai berjualan kopi bubuk, kemiri, ulos, dan karung. Dia menampung kemiri dari banyak orang dan kemudian menjualnya, setelah dikupas.
Sementara di ladang, mereka menanam tanaman tua seperti durian, duku, jengkol. Seiring berjalannya waktu, juga ditanam nilam, pinang, coklat, kapulaga dan pisang.