Setelah lulus, ia pindah ke Jakarta untuk menerima tawaran kerja sebagai koordinator program di bidang kepemudaan di Global Peace Foundation.
Setelah itu di Jakarta ia juga pernah bekerja di kementerian PU (Pekerjaan Umum) sebagai seorang konsultan. Kerap kali ia mengikuti konferensi-konferensi baik di tingkat nasional maupun internasional yang pernah membawanya hingga ke Malaysia.
Baca Juga:
Densus 88 Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Bawa 7 Peledak, 4 Meledak di Dua Lokasi
Mengejar Impian Hingga ke Negeri Paman Sam
Obin lalu memiliki cita-cita yang baru, yaitu pergi ke Amerika untuk menempuh pendidikan. Setelah empat kali mencoba mendaftar beasiswa untuk program Young Southeast Asian Leaders Initiative dari pemerintah Amerika Serikat, ia lalu berhasil memperolehnya.
Selama lima minggu ia digodok di University of Nebraska di kota Omaha, untuk belajar mengenai pengembangan keterlibatan warga (Civic Engagement) dan kepemimpinan.
“Yang pertama itu sih aku merasa bangga, karena aku pola pikirnya berubah, lebih baik, terus leadership skils-nya juga, dan public speaking juga, karena harus ngomong di depan teman-teman dan yang paling pentingnya lagi adalah aku harus practice bahasa Inggris setiap hari sama teman-teman yang lain,” cerita Obin yang pernah bertemu dengan mantan presiden Amerika, Barack Obama saat mengikuti konferensi di Malaysia.
Baca Juga:
Tak Terima Dituduh Rugikan Negara Rp1,2 T, Mantan Dirut ASDP: Tak Ada Bukti Korupsi
Tahun 2015 Obin kemudian terpilih untuk mengikuti program dari Kemenristekdikti (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI) untuk pergi ke Ende, Nusa Tenggara Timur. Dari 45 ribu orang yang mendaftar hanya 33 yang terpilih, termasuk dirinya.
Kunjungannya ke Ende kemudian mendatangkan gagasan untuk membuat perpustakaan untuk anak-anak SD, SMP, dan SMA di Ende.
Sesuai dengan rencananya, tak lama kemudian Obin memutuskan untuk mendaftar beasiswa untuk studi S2.