“Aku ambil 1-3 biji, makan, sambil nangis,” kenangnya.
“Aku enggak pernah kasih tahu (orang tua), kalau aku itu nggak makan. Tapi kalau yang bahagia-bahagianya aku kasih tahu. Karena kalau menurut aku, kalaupun aku kasih tahu aku susah segala macam, toh memang kalo mereka enggak ada (biaya) ya mau gimana, kan?” lanjutnya.
Baca Juga:
Densus 88 Ungkap Pelaku Ledakan SMAN 72 Bawa 7 Peledak, 4 Meledak di Dua Lokasi
Agar bisa meneruskan kuliah, Obin lalu dianjurkan oleh dosen pembimbing dan dekan untuk mendaftar beasiswa dari PPA (Peningkatan Prestasi Akdemik) dan BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa).
Nilainya yang selalu bagus sejak SMA serta doa orang tua membuahkan beasiswa di semester dua hingga lulus.
Untuk bertahan hidup, ia pun mencari peruntungan kerja dengan mengajar fisika di sekolah bimbingan belajar di pusat kota Palembang, yang berjarak sekitar satu jam dari kampusnya.
Baca Juga:
Tak Terima Dituduh Rugikan Negara Rp1,2 T, Mantan Dirut ASDP: Tak Ada Bukti Korupsi
Pernah satu kali ia mengirimkan batik untuk orang tuanya dari hasil kerjanya. “Mereka terharu dong,” ujar pria yang hobi jogging dan berenang ini.
Terjun ke Bidang Sosial di Palembang
Minat Obin di bidang sosial tumbuh saat tinggal di Palembang. Obin yang supel dikenal sangat aktif berorganisasi.
Ia tergabung di Youth Interfaith Community, American Association of Petroleum Geologist, menjadi ketua perkumpulan warga Batak, dan mendirikan organisasi kampus, Himpunan Mahasiswa Geofisika.