Abang kandung korban, Haposan Situngkir memberikan kesaksian bahwa, selama berumah tangga adiknya ini sering ribut dengan istrinya. Bahkan, tidak sekali adiknya ini dianiaya oleh tersangka.
"Menurut saya, mereka berantam saja kerjanya, nggak harmonis. Waktu sebulan sebelum meninggal, adik saya cerita kalau dia di pukuli sama istrinya, sampai bibirnya luka dan giginya goyang, ada bekas cakaran juga," kata Haposan, Kamis (19/9/2024).
Baca Juga:
Pemprov DKI Siapkan 2.846 Unit Bus di Empat Terminal untuk Nataru 2025
Ia juga membantah pernyataan tersangka yang menyebutkan bahwa almarhum tidak pernah memberikan nafkah selama berumahtangga.
Katanya, sebelum sakit stroke pada tahun 2012 silam adiknya ini memiliki usaha bengkel yang terbilang sukses.
Bahkan, almarhum juga membiayai sekolah S3 tersangka dengan menjual tanahnya seharga Rp 400 juta di tahun 2014.
Baca Juga:
Kisah Inspiratif Nugroho Arie Putranto Membangun Imperium Bisnis di Usia Muda
"Adik saya ini memang sakit stroke, tapi itu tahun 2012 dan sudah sembuh. Dia juga sempat berladang menanam jagung di kampung, kondisinya sehat bisa bawa motor juga," sebutnya.
Haposan juga membantah bahwa, ada anak hubungan gelap suaminya yang di rawat oleh tersangka.
"Mereka ini ada dua orang anak, satu laki-laki dan perempuan. Satu anak kandungnya, satu lagi adopsi," ucapnya.