DAIRI.WAHANANEWS.CO, Medan - Tiromsi Sitanggang (57), seorang dosen sekaligus notaris di Medan, telah ditetapkan sebagai tersangka atas kasus pembunuhan.
Wanita itu tega membunuh suaminya bernama Rusman Maralen Situngkir (61) di rumah mereka di Jalan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia, Medan, Sumatera Utara.
Baca Juga:
Pemprov DKI Siapkan 2.846 Unit Bus di Empat Terminal untuk Nataru 2025
Mengutip tribunmedan.com, kasus pembunuhan tersebut terjadi pada bulan Maret 2024 silam dan baru terungkap pada September 2024.
Namun, hingga kini belum diketahui motif pasti dari kasus pembunuhan yang dilakukan oleh Tiromsi. Sebab, sejak diamankan dan ditetapkan sebagai tersangka, Tiromsi masih belum mengakui perbuatannya.
Menurut abang kandung korban, Haposan Situngkir, sampai saat ini motif pembunuhan adiknya masih misterius. Namun, ia memiliki banyak dugaan dalam kasus pembunuhan terhadap adiknya itu.
Baca Juga:
Kisah Inspiratif Nugroho Arie Putranto Membangun Imperium Bisnis di Usia Muda
Salah satunya yakni, dugaan hubungan asmara antara tersangka dengan sopir pribadinya. Setelah kejadian, sopir pribadi tersangka pun menghilang.
"Nggak tahu kalau motifnya, dia (tersangka) nggak mau ngaku. Cuma kalau menurut Feeling saya, bisa jadi ada pria idaman lain, atau bisa saja harta," kata Haposan, Kamis (19/9/2024).
Sementara itu, adik kandung korban, Saurman Situngkir juga menyebutkan hal yang sama soal kecurigaan keluarga adanya hubungan perselingkuhan di balik kasus tersebut.
"Jadi antara saya dan mendiang, dia cerita kalau ada mencium hubungan yang tidak sedap (perselingkuhan antara tersangka dan sopirnya), karena pernah di kampung saya curiga dari gerak geriknya (tersangka dan sopir)," sebutnya.
Terpisah, kuasa hukum keluarga korban, Ojahan Sinurat, menyebutkan ada juga dugaan ke arah klaim asuransi jiwa.
Sebab, sekitar tanggal 6 Maret 2024 tersangka mendaftarkan asuransi jiwa terhadap korban dengan biaya Rp 5 juta per bulan dan preminya Rp 500 juta.
"Kalau soal motif biar kepolisian yang mengungkapkannya. Kalau melihat dugaan pasti ada (asuransi), karena logikanya tanggal 6 Maret dia mengurus asuransi, dan setelah meninggal langsung diklaim," ucapnya.
Padahal katanya, menurut dari keterangan keluarga biaya BPJS kesehatan korban tidak pernah dibayar oleh istrinya.
"BPJS Rp 100 ribu per bulan tidak dibayar, ini yang Rp 5 juta sebulan dibayar," pungkasnya.
Tiromsi Sering Aniaya Suami
Dr Tiromsi Sitanggang, sudah menjalani bahtera rumah tangga sejak tahun 1994 bersama dengan suaminya bernama Rusman Maralen Situngkir.
Dalam pernikahannya, keduanya dikaruniai satu orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan yang diadopsi.
Namun siapa sangka, diusia mereka yang telah menginjak 61 tahun pertengkaran hebat antara mereka pun terjadi, hingga berujung pada kasus pembunuhan.
Pada hari Jumat (22/3/2024), rumah mereka yang berada di Jalan Gaperta, Kecamatan Medan Helvetia, yang juga menjadi kantor notaris milik Tiromsi Sitanggang berubah mencekam.
Rusman Maralen Situngkir, dikabarkan meninggal dunia dalam kecelakaan lalulintas tepat di depan rumahnya.
Para warga sekitar sempat terheran-heran, lantaran tidak ada yang melihat kecelakaan yang dimaksud oleh Tiromsi.
Saat itu, Tiromsi sempat meminta pertolongan oleh warga untuk membawa suaminya ke rumah sakit yang dalam kondisi sudah meninggal dunia.
Usut punya usut, ternyata Rusman Maralen Situngkir meninggal karena dibunuh oleh istrinya yang merupakan seorang dosen di satu kampus di Kota Medan.
Tiromsi pun ditetapkan sebagai tersangka oleh pihak kepolisian, dan terancam hukuman mati.
Abang kandung korban, Haposan Situngkir memberikan kesaksian bahwa, selama berumah tangga adiknya ini sering ribut dengan istrinya. Bahkan, tidak sekali adiknya ini dianiaya oleh tersangka.
"Menurut saya, mereka berantam saja kerjanya, nggak harmonis. Waktu sebulan sebelum meninggal, adik saya cerita kalau dia di pukuli sama istrinya, sampai bibirnya luka dan giginya goyang, ada bekas cakaran juga," kata Haposan, Kamis (19/9/2024).
Ia juga membantah pernyataan tersangka yang menyebutkan bahwa almarhum tidak pernah memberikan nafkah selama berumahtangga.
Katanya, sebelum sakit stroke pada tahun 2012 silam adiknya ini memiliki usaha bengkel yang terbilang sukses.
Bahkan, almarhum juga membiayai sekolah S3 tersangka dengan menjual tanahnya seharga Rp 400 juta di tahun 2014.
"Adik saya ini memang sakit stroke, tapi itu tahun 2012 dan sudah sembuh. Dia juga sempat berladang menanam jagung di kampung, kondisinya sehat bisa bawa motor juga," sebutnya.
Haposan juga membantah bahwa, ada anak hubungan gelap suaminya yang di rawat oleh tersangka.
"Mereka ini ada dua orang anak, satu laki-laki dan perempuan. Satu anak kandungnya, satu lagi adopsi," ucapnya.
Lebih dari itu, dia mengatakan, korban bersama anak-anaknya memiliki hubungan yang harmonis.
Tetangga Sebut Dr Tiromsi Temperamental
Dari pengakuan tetangga, Tiromsi br Sitanggang memang sosok yang tempramental. Hubungannya dengan anak dan suami pun tidak harmonis.
Tersangka Tiromsi dan suaminya sempat terlibat ribut besar di rumahnya, di Kecamatan Helvetia, Kota Medan, Sumatera Utara, pada 22 Maret 2024.
Terkait kabar soal kecelakaan pun sempat menjadi simpang siur di tengah masyarakat yang tinggal di kawasan tersebut. Alhasil para warga menanyakan kepada anak angkatnya yang juga berada di rumah.
"Anaknya sempat cerita sebelum korban meninggal, mereka (korban/pelaku) sempat ribut besar dari sore sampai malam," ungkap seorang warga, Mariana Lubis.
Pasalnya, dari keterangan sejumlah warga, tidak ada yang melihat peristiwa kecelakaan yang menyebabkan tewasnya korban.
Salah satu warga membantu mengantarkan korban ke rumah sakit mengatakan bahwa saat itu korban diduga sudah meninggal dunia.
"Waktu istrinya bilang kalau korban kecelakaan, posisi korban di dalam rumah. Lalu ada warga bernama Zulkarnain yang membawa ke rumah sakit, katanya tubuh korban sudah dingin, tidak bernyawa lagi," ucapnya.
Lalu selang beberapa jam kemudian, warga mendapatkan kabar dari istrinya bahwa korban meninggal dunia dalam kecelakaan di depan rumahnya.
"Ada sepupu saya ngantar anaknya sekolah jam 08.00 Wib, lewat di depan rumahnya, bapak itu lagi nyapu. Lalu jam 11.00 Wib dapat kabar bapak itu meninggal kecelakaan," sebutnya.
Ia mengatakan, setelah kejadian itu pihak kepolisian sempat datang ke lokasi kejadian dan melakukan olah TKP.
Hingga akhirnya, warga syok mengetahui kabar bahwa Tiromsi ditangkap polisi dan ditetapkan sebagai tersangka, atas kasus tewasnya korban.
"Kami tahu dia sudah ditangkap dari berita, pernah kemarin itu ditangkap setelah itu dilepasin mungkin nggak cukup bukti," ucapnya.
Sebelumnya tersangka Dr Tiromsi Sitanggang membantah telah melakukan pembunuhan terhadap suaminya.
"Saya sangat kecewa. Apa yang menjadi mensrea, kalau dibilang saya ikut membunuh, boleh saya angkat tangan, saya orang Nasrani. Demi Tuhan saya tidak membunuh," kata Tiromsi.
"Kalau itu (pembunuhan) biarlah penyidik dan Tuhan yang berbicara, karma akan ada. Kalau saya ada, saya akui. Kalau usia menjelang 60an dari segi apapun tak ada lagi masa bertengkar," sambungnya.
Wanita yang juga merupakan seorang notaris ini mengaku, sangat menyayangi suaminya, meskipun sedang mengalami sakit stroke.
"Saya sangat mencintai suami saya dan keluarga saya, mulai berumah tangga sampai saat ini, sampai meninggal suami saya. Suami saya, saya rawat sakit-sakitan," sebutnya.
Dikatakannya, selama berumah tangga suaminya tidak pernah memberikan nafkah kepadanya.
"Suami saya tak pernah menafkahi saya, sebutir beras pun. Tapi karena saya yang takut akan Tuhan. Saya sampai S3 di sekolahkan dan makan pakai uang negara ini," pungkasnya.
[Redaktur : Andri Festana]