Kemudian, melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan pengelolaan pertanian dengan teknologi selaras alam, serta memperkuat posisi tawar organisasi petani untuk memperjuangkan hak-haknya.
Duat Sihombing yang juga Kepala Divisi Advokasi Petrasa itu menjelaskan, melalui perayaan HUT tersebut, PPODA ingin menunjukkan kekonsistenan menumbuhkan rasa persaudaraan dan solidaritas diantara anggota.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
Kemudian, menunjukkan kepada pemerintah bahwa ada organisasi petani yang tetap konsisten memberi kritikan maupun masukan kepada pemerintah, sehingga pemerintah memberi perhatian melalui kebijakan yang berpihak kepada petani.
PPODA ingin menjadi organisasi yang merdeka, mampu berdiri di kaki mereka sendiri, dan bebas bersuara menyuarakan kepentingan petani tanpa tekanan dari siapa pun dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai bagian dari Hak Azasi Manusia (HAM).
PPODA juga akan terus mendukung seluruh perjuangan petani yang sedang menuntut keadilan, masyarakat adat, perempuan, buruh dan kelompok masyarakat marjinal lainnya, dan menolak segala kegiatan koorporasi yang berpotensi merusak lingkungan, pertanian dan merampas ruang hidup.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
"Kita berharap melalui HUT ke-18 ini, PPODA semakin memberi warna dan posisi tawar yang besar di Kabupaten Dairi, untuk mendorong kebijakan terutama dalam sektor pertanian khususnya pertanian organik atau pertanian selaras alam," kata Duat.
Anggota DPR Djarot Syaiful Hidayat bersama pengurus PPODA, di acara Hut PPODA ke-18, Kamis (4/5/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Ditambahkan, pertanian organik juga mampu menjadi salah satu jawaban dan solusi bagi kesulitan petani saat ini mendapatkan pupuk akibat kelangkaan dan harga yang sangat mahal.