WahanaNews-Dairi | Sekitar 1.700 anggota dan pengurus Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA) merayakan HUT organisasi petani tersebut, di Gedung Nasional Djauli Manik Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Kamis (4/5/2023).
Peserta itu berasal dari 104 kelompok Credit Union (CU) di 12 dari 15 kecamatan di Kabupaten Dairi. Setiap kelompok mengutus 15 orang.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
PPODA membatasi keikutsertaan seluruh anggota karena berbagai hal, termasuk karena faktor pembiayaan dan juga lokasi yang tidak memungkinkan menampung massa lebih dari 2 ribu orang.
Perayaan HUT tersebut, sebagai ucapan syukur atas konsistensi PPODA. Turut diundang, pihak Pemkab Dairi, Pemprop Sumut, Kemeterian Pertanian, anggota DPR, DPRD Sumut, DPRD Dairi, tokoh masyarakat, tokoh agama, mitra NGO.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu dan anggota Komisi 4 DPR RI Djarot Syaiful Hidayat, hadir di acara tersebut.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
Perayaan HUT dimaksud mengambil thema "Pertanian Organik, Wujudkan Kedaulatan Pangan dan Lingkungan", dengan Sub Thema "Melalui perayaan ulang tahun PPODA, kiranya terjalin solidaritas petani untuk mewujudkan petani yang berdaulat dan mandiri".
Hal itu dikatakan manager PPODA Duat Sihombing dalam keterangan pers diterima WahanaNews.co, Jumat (5/5/2023).
Dijelaskan, PPODA adalah organisasi petani terbesar di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, yang bergerak dalam pengembangan pertanian dan peternakan organik.
Sejak berdiri pada 11 Maret 2005, PPODA terus bertumbuh dan mengembangkan pertanian dan peternakan di Kabupaten Dairi.
Saat ini, jumlah kelompok yang bergabung dengan PPODA sebanyak 104 kelompok dengan total anggota 5.360 orang, tersebar di 12 kecamatan dan 89 desa di Kabupaten Dairi.
Gedung Nasional Djauli Manik di Jalan Sisingamangaraja Sidikalang, Dairi, lokasi Hut PPODA ke-18, Kamis (4/5/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Sebagai organisasi petani yang independen dan mandiri, PPODA aktif memperjuangkan hak-hak petani, keberlanjutan lingkungan dan demokrasi di Dairi.
Adapun peran PPODA dalam mengawasi jalannya pemerintahan diharapkan akan berdampak terhadap peningkatan kualitas kebijakan pemerintah daerah yang transparan, akuntabel dan adil.
Prinsip itu menjadi referensi PPODA dalam membangun komunikasi dengan pihak eksekutif dan legislatif di Kabupaten Dairi.
Tidak berhenti disitu, anggota PPODA yang tinggal di desa juga terlibat aktif dalam pembangunan di desa melalui musyawarah dusun, musyawarah desa dan musrembang desa.
Muaranya, meningkatnya partisipasi masyarakat dalam mewujudkan pemerintahan desa yang berkualitas sesuai dengan cita-cita Undang-undang nomor 6 tahun 2014 tentang Desa.
Sebagai organisasi petani, kerja-kerja PPODA banyak menyentuh kepentingan dan hidup petani. Salah satunya advokasi mendorong kebijakan yang berpihak kepada petani dan pertanian.
Dairi sebagai daerah agraris yang menurut data statitik lebih 80 persen, tentu membutuhkan kebijakan-kebijakan yang menyentuh soal pertanian.
Namun, PPODA memilih pertanian yang tidak banyak dipilih masyarakat saat ini. PPODA memilih pertanian selaras alam (organik).
Tujuannya, untuk menyeimbangkan alam dengan mengurangi pengunaan pupuk dan pestisida kimia secara berlebihan. Juga, mengembalikan kearifan lokal yang sejak dulu dilakukan nenek moyang, ”Sinur na pinahan gabe na niula horas jolma”.
Hal itu sebagaimana dituang dalam visi PPODA, “Mewujudkan petani yang berdaulat, mandiri dan sejahtera”.
Adapun misi PPODA, membangun dan mewujudkan kesejahteraan petani dengan meningkatkan taraf ekonomi petani di Kabupaten Dairi.
Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu dengan anggota DPR Djarot Syaiful Hidayat di Hut PPODA ke-18, Kamis (4/5/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Selanjutnya, memperjuangkan kepentingan petani secara demokratis di bidang ekonomi, sosial dan budaya.
Kemudian, melestarikan nilai-nilai kearifan lokal dan pengelolaan pertanian dengan teknologi selaras alam, serta memperkuat posisi tawar organisasi petani untuk memperjuangkan hak-haknya.
Duat Sihombing yang juga Kepala Divisi Advokasi Petrasa itu menjelaskan, melalui perayaan HUT tersebut, PPODA ingin menunjukkan kekonsistenan menumbuhkan rasa persaudaraan dan solidaritas diantara anggota.
Kemudian, menunjukkan kepada pemerintah bahwa ada organisasi petani yang tetap konsisten memberi kritikan maupun masukan kepada pemerintah, sehingga pemerintah memberi perhatian melalui kebijakan yang berpihak kepada petani.
PPODA ingin menjadi organisasi yang merdeka, mampu berdiri di kaki mereka sendiri, dan bebas bersuara menyuarakan kepentingan petani tanpa tekanan dari siapa pun dalam memperjuangkan hak-haknya sebagai bagian dari Hak Azasi Manusia (HAM).
PPODA juga akan terus mendukung seluruh perjuangan petani yang sedang menuntut keadilan, masyarakat adat, perempuan, buruh dan kelompok masyarakat marjinal lainnya, dan menolak segala kegiatan koorporasi yang berpotensi merusak lingkungan, pertanian dan merampas ruang hidup.
"Kita berharap melalui HUT ke-18 ini, PPODA semakin memberi warna dan posisi tawar yang besar di Kabupaten Dairi, untuk mendorong kebijakan terutama dalam sektor pertanian khususnya pertanian organik atau pertanian selaras alam," kata Duat.
Anggota DPR Djarot Syaiful Hidayat bersama pengurus PPODA, di acara Hut PPODA ke-18, Kamis (4/5/2023) [Foto: WahanaNews/ist]
Ditambahkan, pertanian organik juga mampu menjadi salah satu jawaban dan solusi bagi kesulitan petani saat ini mendapatkan pupuk akibat kelangkaan dan harga yang sangat mahal.
"Tentu dibutuhkan keseriusan dan political will atau kemauan pemerintah untuk mewujudkan hal tersebut melalui kebijakan yang berpihak kepada pertanian organik," ujar Duat.
Dijelaskan, beberapa persoalan masih dihadapi petani saat ini, diantaranya akses modal, kelangkaaan pupuk dan regenerasi petani yang sangat lambat, menyebabkan produktifitas pertanian sangat rendah.
Persoalan lain, hilangnya percaya diri dari petani, dimana petani semakin tergantung kepada pertanian yang instan pemakaian pupuk kimia dan pestisida kimia berlebihan.
Bibit hibrida manjadi indentitas baru petani. Siapa yang mampu mengakses itu semua dengan modal yang tidak sedikit, maka itulah disebut petani sukses dan berhasil.
"Lalu apa dampaknya? Kita kehilangan bibit lokal yang sebenarnya sangat tahan terhadap hama dan penyakit. Kita kehilangan kearifan lokal yang dulu sangat membantu kita mengurangi biaya produksi pertanian kita," ujar Duat.
Sementara Ketua Panitia HUT PPODA ke-18 Antoni Sihombing mengatakan, pembiayaan HUT dimaksud merupakan swadaya seluruh anggota PPODA, didukung pengurus dan panitia.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada seluruh undangan yang telah memberikan perhatian dan waktu untuk menghadiri perayaan HUT ini dan ini merupakan kehormatan besar bagi kami," katanya.
Ketua Umum PPODA Parlindungan Tambunan berharap pesta HUT PPODA tersebut dapat menumbuhkan solidaritas diantara anggota untuk mewujudkan pertanian organik sebagai upaya memajukan Petani Dairi. [gbe]