Semula saya menyangka kasus suap yang melibatkan Harun Masiku (HM) dan seorang oknum pegawai Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini besar sekali, dan negara dirugikan sampai triliunan rupiah, namun ternyata hanya suap suap biasa dan sama sekali tidak ada kerugian negara.
Namun yang terjadi sungguh ironis. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjadikan HM sebagai buron koruptor selama bertahun-tahun, dan sampai hari ini belum juga ditemukan keberadaannya.
Baca Juga:
Pasca-IKN, Jakarta Bersiap Jadi Raksasa Ekonomi! Ini Strategi Pemerintah
Yang mencuat justru nama Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang selalu diseret-seret ke dalam pusaran kasus suap HM ini.
Hasto Kristiyanto yang terkenal sebagai politisi idealis dan berintegritas itu memang dari dulu sangat susah sekali dicari-cari kesalahannya. Bayangkan saja, jadi anggota DPR RI dan menteri saja tidak mau. Dia lebih memilih membangun Partai.
Maka ketika Hasto semakin hari semakin kritis dan progresif revolusioner mengungkap kecurangan-kecurangan Pemilu 2024, melawan habis-habisan praktik nepotisme politik Presiden Jokowi, dan menggugat penghancuran lembaga-lembaga negara yang dilakukan oleh Presiden Jokowi dan kroni-kroninya, kasus suap recehan Harun Masiku yang hanya bernilai 400 juta rupiah dan sudah terkubur bertahun-tahun dihidupkan lagi.
Baca Juga:
Air Mata Tak Berhenti Mengalir, Tersangka Mutilasi di Ngawi Luluh Saat Ditanya Soal Ini
Padahal perkara suap HM ini sudah inkrah, para pelakunya --selain HM yang masih buron-- juga sudah keluar penjara setelah mendapatkan hukumannya. Hastopun dari dulu tidak pernah terbukti terlibat penyuapan HM pada oknum KPU di PILEG 2019 ini, namun nama Hasto masih terus dikait-kaitkan dengan kasus ini, dan ketika HM masih susah ditemukan Hasto dipanggil KPK sebagai saksi yang perlakuan Penyidik KPK padanya sudah seperti sebagai tersangka.
Siapa sih Harun Masiku? Dia ini tak lebih dari seorang advokat biasa-biasa saja, yang hanya karena penampilan luarnya ditambah lagi karena hiperbolik kasusnya ia seakan-akan merupakan pengusaha besar, kaya raya, dan seolah-olah telah melakukan korupsi triliunan rupiah.
Dari seorang teman yang pernah dekat dengannya, Harun Masiku --yang semula menjadi Caleg dari Partai Demokrat pimpinan SBY kala itu-- ini memang sukanya berlagak seperti orang kaya, kalau datang ke kantor partai suka bawa-bawain kue atau makanan entah itu apa, padahal aslinya dia pelit dan tidak berduit.