Kegiatan ini diikuti 48 pasien hemodialisa dan 48 pendamping pasien. Sebelum intervensi, mayoritas kulitas hidup pasien berada pada kategori buruk, ditandai dengan keterbatasan aktivitas fisik, keluhan fisik yang berat, kondisi psikologis yang rentan terhadap stres dan putus asa, penurunan kualitas spiritual, serta rendahnya keterlibatan sosial dan dukungan lingkungan.
Dengan pemberian edukasi melalui ceramah dengan pendekatan “one by one” mengenai perawatan diri, manajemen gejala, penguatan mental, motivasi spiritual, dan pentingnya dukungan sosial, terjadi peningkatan kualitas hidup menjadi kategori sedang pada seluruh aspek tersebut.
Baca Juga:
AHY Sambangi Bengkulu, Pastikan Generasi Muda Dapat Pendidikan Layak dan Bermutu
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh tim Poltekkes Kemenkes Medan Prodi D-III Keperawatan Dairi, di RSUD Sidikalang, Dairi, 17-19 Juli 2025 [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Pasien menunjukkan kemajuan berupa kemampuan melakukan sebagian aktivitas mandiri, sikap lebih positif terhadap kondisi yang dialami, semangat beribadah yang kembali tumbuh, serta keterlibatan sosial yang mulai terjalin kembali.
Selanjutnya, tim melakukan monitoring dan pendampingan selama lima hari menggunakan media WhatsApp grup untuk memperkuat pemahaman dan mengingatkan pasien agar konsisten menerapkan pola hidup sehat.
Baca Juga:
IDAI Ungkap Jenis Alergen Makanan yang Rentan Picu Reaksi Berat pada Anak
Dalam masa pendampingan ini, tiga video utama yang mendorong pengelolaan stres, aktivitas fisik, dan pola makan dibagikan berulang kali.
Komunikasi dua arah dalam grup juga memungkinkan pasien bertanya dan berbagi pengalaman, sehingga dukungan emosional dan sosial menjadi lebih optimal.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh tim Poltekkes Kemenkes Medan Prodi D-III Keperawatan Dairi, di RSUD Sidikalang, Dairi, 17-19 Juli 2025 [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]