“Makanya apapun hasilnya, saya tidak mengeluh kepada tim, kepada masyarakat. Saya tidak menyalahkan siapapun. Saya hanya berserah kepada Tuhan. Berarti belum saatnya Tuhan pakai saya. Tapi di 2024, saya berdoa dari segenap jiwa raga saya, itulah nanti saatnya kita menjadi pemimpin yang rendah hati di Kabupaten Dairi," tambah ayah empat anak itu.
Pria kelahiran 20 Agustus 1968 itu menyatakan, siap pada pencalonannya di Pilkada 2024 nanti, termasuk dari sisi keuangan.
Baca Juga:
Ahli Beri 6 Trik Redakan Otot Nyeri serta Tegang di Leher dan Bahu
“Hepeng, nga pasti ikkon adong (Uang, sudah pasti harus ada). Keperluan logistik, akomodasi, sosialisasi, kampanye, pertemuan, transport, uang saksi, dan lainnya, membutuhkan biaya besar. Bisa Rp 10 miliar, Rp 20 miliar, sesuai keperluan. Perhelatan politik ini butuh cost. Undang-undang juga mengatur, harus punya dana operasional,” katanya.
Rimso menyebut, niatnya maju sebagai Bupati Dairi, untuk memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat, dengan hati. Masyarakat butuh sentuhan yang terpogram untuk mengangkat kesejahteraannya.
“Saya ingin melayani. Saya ingin berbagi kasih kepada rakyat. Mengembalikan hak rakyat, untuk dilayani. Pejabat harus melayani, bukan dilayani,” katanya.
Baca Juga:
Menpora Dito Dukung Kolaborasi The Dudas-1 dengan Program-Program Kemenpora
“Empat anak, dua laki-laki, dua perempuan, tiga sudah sarjana. Tinggal satu lagi, sekolah pendeta. Kalau hanya untuk kami (kekayaan), puji Tuhan, sudah lebih dari cukup. Tidak perlu lagi saya capek. Tetapi karena panggilan hati nurani untuk melayani masyarakat, maka timbul pantang menyerah. Sebelum Tuhan tutup perjalanan hidup ini, bagi saya tidak ada bahasa menyerah,” lanjut Rimso.
Sebagai orang beriman, kata Rimso, ia meyakini firman Tuhan yang tertulis di Matius 7 ayat 7 yang berbunyi “ Mintalah, maka akan diberikan kepadamu. Carilah, maka kamu akan mendapat. Ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.
“Ido menginspirasi au (itu menginspirasi saya), pantang menyerah. Manuktuhi roha ma au di Dairi, mangido ma au tu rakyat, hulului ma dalan, asa boi au gabe bupati na serep marroha, bupati na manghaholongi rakyat jala bupati pelayan ni rakyat (Mengetuk hati lah saya di Dairi, memintalah saya kepada rakyat, saya carilah jalan, agar dapat menjadi bupati yang rendah hati, bupati yang mengasihi rakyat serta bupati pelayan rakyat)," ujarnya.