Evany menduga, jauhnya perjalanan pasien yang dibawa dengan sepeda motor, serta dalam kondisi gerimis, berpengaruh pada hasil swab itu.
“Yang tau daerah Barisan Katolik - Dolok Tolong - Tanjung Beringin - Puskesmas Sumbul, sudah tau lah ya gimana jauhnya itu. Dan abangku naik kreta bonceng 3 mereka waktu itu bawa mama ku. Apa kalau nggak di swab hasil nya jadi positif kalau begitu? Jangankan orang sakit, orang sehat saja kalau begitu perjalanannya dengan kondisi gerimis, pas di swab pasti positif kan?” sebut Evany.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Bantu Siswa SMP yang Mengalami Kecelakaan
Kendati mereka yakin bahwa ibunya tidak terpapar Covid walaupun hasil swab positif, mereka pasrah ibu mereka di isolasi di RSUD Sidikalang, berharap pelayanan lebih baik dari puskesmas.
Dua hari di isolasi, kondisi pasien masih drop, tidak ada perubahan. Namun, penciuman serta makanan yang diberikan dari luar, dapat dirasakan pasien. “Kalau pedas di bilang pedas, kalau asin di bilang asin, dan sebagainya. Normal. Kami makin yakin kalau itu bukan covid,” sebut Evany. Ditambahkan, ia selalu berkomunikasi dengan ibunya melalui telepon.
Hari ke tiga, pasien lumayan sehat. Namun hari ke empat, setelah pasien disuntik sekitar pukul 17.00 Wib, kondisi pasien kembali drop.
Baca Juga:
AKBP RHN Masih Diperiksa, AKBP Ronni Nikolas Pimpinan Sementara Polres Dairi
Sekitar pukul 23.30, Evany memperoleh telepon dari ibunya, memberitahukan bahwa infusnya habis. Evany pun meminta ibunya agar memanggil perawat untuk mengganti infus itu. Setengah jam kemudian, infus diganti.
Namun, sepuluh menit kemudian, cairan infus tidak mengalir sebagaimana mestinya. Darah pasien pun naik ke selang infus. Lewat telepon, kembali Evany mengarahkan ibunya untuk memanggil perawat. Tidak disangka, jawaban perawat membuatnya menangis.
“Papodom-podom ma isi (tidur-tidur lah di situ),” demikian jawaban perawat kepada ibunya, di dengar Evany lewat telepon. Evany menyebut, pembicaraan dengan ibunya lewat telepon itu, ia rekam dan bukti rekaman masih disimpan.