DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Sepanjang 16 tahun berkarier di bidang medis, Charles Cullen kerap berpindah-pindah rumah sakit di seluruh New Jersey dan Pennsylvania, Amerika Serikat (AS).
Melansir Kompas.com, Senin (6/1/2025), bukannya untuk membantu orang, kepindahan Cullen merupakan pelarian sebelum orang-orang menyadari dia adalah seorang pembunuh.
Baca Juga:
Pelarian Berakhir, Polisi Ringkus Pelaku Pembunuhan Artis 'Mak Lampir' Sandy Permana
Dikutip dari Fox News (2/12/2022), Cullen telah membunuh sedikitnya 29 pasien melalui suntikan obat-obatan dosis fatal dalam kurun waktu 1988-2003.
Saat dia ditangkap pertama kali pada 2003, penyelidik menyadari bahwa Cullen mungkin telah membunuh lebih dari jumlah tersebut.
Bahkan, beberapa orang percaya jumlah korban sebenarnya mendekati 400 orang, yang menjadikannya sebagai pembunuh berantai paling mematikan dalam sejarah.
Baca Juga:
Dana CSR BI Jadi Bancakan, KPK Siap Tetapkan Tersangka dari Komisi XI DPR
Masa kecil diliputi kematian dan depresi
Sebelum menjadi pembunuh berantai, Charles Cullen adalah seorang anak yang dikelilingi kematian dan diliputi depresi.
Menurut lini masa dari Department of Psychology Radford University, Cullen baru berusia tujuh bulan ketika ayahnya meninggal pada September 1960.