Tanpa teknik forensik modern, polisi era Victoria bingung menyelidiki motif kejahatan Ripper. Bukti dari para saksi mata seringkali bertentangan, dan setelah membunuh korban terakhirnya pada 9 November, ia menghilang seperti hantu.
Kasus ini akhirnya ditutup pada tahun 1892, tetapi Jack the Ripper tetap menjadi sumber penelitian yang tak lekang oleh waktu.
Baca Juga:
Kalimantan Selatan Tuan Rumah, Ini Arti dan Makna Logo Resmi HPN 2025
Teori-teori paling populer menunjukkan bahwa pemahaman si pembunuh tentang anatomi dan pembedahan menunjukkan bahwa ia adalah seorang tukang daging atau ahli bedah. Lebih dari 100 tersangka telah diusulkan, dan istilah "Ripperology" bahkan telah diciptakan untuk menggambarkan studi kasus ini.
6. Gilles de Rais
Mulai tahun 1430-an, Rais dilaporkan mulai menyiksa dan secara brutal membunuh anak-anak kecil, banyak di antara mereka anak lelaki petani yang datang ke istananya untuk bekerja sebagai pelayan.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Setelah melakukan pelecehan seksual terhadap para pelayan ini, Rais akan membunuh mereka dengan memotong leher mereka atau mematahkan leher mereka dengan pentungan, yang lain dipenggal kepalanya dan dipotong-potong.
Rais bahkan diketahui mencium kepala para korban yang sudah terpenggal. Rais melakukan kebiasaan sadis ini sampai tahun 1440, ketika ia menyerang seorang pendeta karena sengketa tanah.
Hal ini menarik kemarahan gereja, yang meluncurkan penyelidikan dan segera mengungkap segala kebobrokannya.