Selain rancangan arsitektur gedung dan karya-karya seni instalasi yang dipajang, beberapa bagian di area gedung Sopo Del juga merepresentasi sekaligus terinspirasi adat dan budaya batak Toba.
Hal itu tampak dari pilihan warna tanah, yang dominan di bagian dalam gedung. Selain itu, di bagian dalam, sejumlah ukiran bisa dengan mudah ditemukan, baik di beberapa sudut dinding maupun langit-langit ruangan.
Motif ukiran-ukiran tersebut memiliki pola yang sama dengan motif ukiran khas dari Sumatera Utara.
Baca Juga:
Dua Kecamatan ‘Clear’ Rekapitulasi, Ketua KPU Kota Bekasi Klaim Pleno Terbuka Kondusif
Sementara pada bagian fasad yang ada di eksterior gedung, kata Surya, bisa membentuk pola bayangan yang mirip dengan motif pada kain ulos saat ditimpa sinar matahari pada kondisi dan sudut datang cahaya tertentu.
Hal itu diyakini bakal menjadi kelebihan tersendiri yang juga lumayan menghibur.
Ramah Lingkungan
Baca Juga:
Mulai Minggu Ini, Deretan Film Blockbuster Big Movies Platinum GTV Siap Temani Akhir Tahunmu!
Kelebihan lain yang dimiliki Sopo Del adalah proses pembangunannya sejak awal mengikuti kaidah ramah lingkungan, termasuk pengadaan mekanisme pengolahan limbah dan air, salah satunya dengan membangun sekitar 43 sumur resapan.
Selain itu, juga pembuatan bak-bak penampungan air hujan, yang airnya akan dimanfaatkan lagi untuk keperluan seperti toilet.
Jenderal TNI (Purn) Luhut Binsar Pandjaitan selaku pemilik gedung perkantoran tersebut mengatakan, gedung itu adalah gedung pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengantongi sertifikasi Double Platinum Green Building dari Green Building Council Indonesia (GBCI).