DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Sambil santai tadi siang, kucoba berselancar untuk menelusuri akun tentang kemenyan (haminjon). Tak banyak. Tapi ada satu yang menarik perhatian ku; Haminjon Toba ! Aku senang sekali.
Kucoba sampaikan pesan. Ia menyahutinya. Pesan moral diakunnya sangat menyentuh dan menusuk pusu-pusu.
Baca Juga:
Pansus PAD DPRD Binjai Mandek: Dua Bulan Berlalu, Kinerja Masih Samar
"Kemenyan kehidupan kami (haminjon do ngolu nami)," begitu tegline nya.
Gambar-gambar aktivitasnya “mengumpulkan” kemenyan dalam bakul asli batak sedikit demi sedikit.
Memanjat dengan gayanya yang khas, “mengulik” kemenyannya dengan presisi dan sangat profesional.
Baca Juga:
Sidang Perkara Rumah di Dairi, Mardongan Tegaskan Uang Rp500 juta Bersumber dari Penggugat
Benar-benar membawaku larut dalam pengalaman perjalananku yang sangat emosional akhir tahun lalu menelusuri ribuan pohon kemenyan di Uluan Darat Sakti dan Bania Raja. Pohon-pohon kemenyan itu mulai habis pelan-pelan!
Bersama anak-anak muda Rumahela yang mendampingi ku naik ke Dolok Natimbo, akhirnya kami sepakat mendirikan Panglima Haminjon Rumahela untuk menjaga dan merawat serta menanam kembali pohon-pohon kemenyan kebanggaan bersama.
Picture profilenya sangat hebat dan dalam pesannya. Asli pencinta kemenyan. Aku ijin melampirkannya dalam postingan ini.
Aku kirim pesan lagi. “Saya di Dolok Sanggul. Sekarang lagi di Kandis," ketika aku tanya tinggal dimana.
"Suatu saat kita berjumpa, marnonang dan martorsa, karena saya sering melintasi dolok sanggul kalau berkunjung ke Rumahela," kataku menutup komunikasi singkat kami.
*Penulis adalah Anggota Komisi III DPR RI Fraksi Partai Demokrat
[Redaktur : Robert Panggabean]