Sementara Camat Sitinjo Simon Tony Malau dalam sambutannya menegaskan agar dalam Pilkades Sitinjo, jangan ada isu yang menimbulkan perpecahan, seperti isu SARA.
"Jangan ada kampanye isu SARA. Tidak boleh. Kalau sempat itu terjadi, (calon) bisa didiskualifikasi. Kampanye silahkan menyampaikan visi misi, sehingga masyarakat terbuka hatinya memilih," kata Simon.
Baca Juga:
Jakarta dan Kota-Kota Satelit Bersatu, Transformasi Besar di Depan Mata
Ditambahkan, ia juga memperoleh informasi adanya beberapa pihak, termasuk perangkat desa, yang mencoba "menjegal" calon tertentu.
"Masuk beberapa video ke saya, ada beberapa orang, termasuk perangkat desa sendiri, mencoba untuk meyakinkan masyarakat untuk tidak memilih si X. Tidak boleh itu. Perangkat desa jangan coba-coba terlibat dalam kampanye. Anda harus menjaga netralitas," tegas Simon.
Sosialisasi bahaya narkoba kepada anak sekolah, di kantor Desa Sitinjo [WahanaNews/ist]
Baca Juga:
Jalan Langkat-Karo Kembali Tertimbun Longsor, Kendaraan Tak Bisa Melintas
Adapun Olihin Kudadiri dikonfirmasi WahanaNews.co usai pencabutan nomor urut mengatakan, ia berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Desa Sitinjo, yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat.
"Banyak program pembangunan di Desa Sitinjo yang telah kita lakukan, semuanya untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dengan kerendahan hati, saya harapkan dukungan masyarakat, untuk melanjutkan itu," kata suami Widyazih boru Kaloko tersebut.
Olihin, lulusan S-1 Universitas Katholik Santo Thomas Medan yang saat ini juga menimba ilmu untuk Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera Utara (USU) itu memaparkan beberapa program dan capaian di kepemimpinannya 1 tahun lebih sebagai Kades Sitinjo.