DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Sejak puluhan tahun lalu, sekitar tahun 1983 ketika mahasiswa, aku sudah mulai keliling di Danau Toba.
Menjelajahinya, memahaminya, menikmatinya, mensyukurinya, bersama rekan se-kampus, sampai ke Aek Rangat.
Baca Juga:
Libur Lebaran Makin Seru! Ini Daftar Film Netflix Terbaru yang Wajib Ditonton
Jelang tahun 2000-an, aku kesana lagi bersama keluarga. 13 tahun kemudian, tepatnya tahun 2013 full beraktivitas bersama keluarga kecil kami, KomunitasRumahela.
Ada banyak dan banyak sekali torsa dan turi-turian.
Aek Rangat Danau Toba [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Baca Juga:
Jusuf Hamka Siap Gratiskan Tol Cisumdawu, Tunggu Restu Pemerintah
Lalu kemudian sahabatku Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkeliling Danau Toba.
“Indah sekali Danau Toba," katanya, lalu bertanya “Bang Hinca, apa yg kita harus lakukan untuk Danau Toba ini?"
Aku jawab "Memastikan jutaan cerita tentang Danau Toba dan seisi alam dan Habatakhon, yang terdengar bijak memanjakan kalbu sebagai budaya dan local wisdom bagi siapa saja termasuk wisatawan.