DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Sejak puluhan tahun lalu, sekitar tahun 1983 ketika mahasiswa, aku sudah mulai keliling di Danau Toba.
Menjelajahinya, memahaminya, menikmatinya, mensyukurinya, bersama rekan se-kampus, sampai ke Aek Rangat.
Baca Juga:
Lahan Sawit Ilegal 3,5 Juta Hektare, DPR Siapkan Solusi Pemutihan
Jelang tahun 2000-an, aku kesana lagi bersama keluarga. 13 tahun kemudian, tepatnya tahun 2013 full beraktivitas bersama keluarga kecil kami, KomunitasRumahela.
Ada banyak dan banyak sekali torsa dan turi-turian.
Aek Rangat Danau Toba [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Baca Juga:
IKN Diserbu Wisatawan Saat Lebaran, Benarkah Lebih Cocok Jadi Destinasi Wisata?
Lalu kemudian sahabatku Sandiaga Salahuddin Uno Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berkeliling Danau Toba.
“Indah sekali Danau Toba," katanya, lalu bertanya “Bang Hinca, apa yg kita harus lakukan untuk Danau Toba ini?"
Aku jawab "Memastikan jutaan cerita tentang Danau Toba dan seisi alam dan Habatakhon, yang terdengar bijak memanjakan kalbu sebagai budaya dan local wisdom bagi siapa saja termasuk wisatawan.
“Yes. Setuju bang Hinca. Itu namanya story telling. Dalam dunia pariwisata, jualan utama papan atas adalah industri story telling," kata sang menteri.
Sudah 10 tahun berlalu. Menteri pun berganti datang dan pergi. Belum juga ada tanda-tanda dimulainya misi mulia itu oleh pemangku kepentingan di pusat dan daerah.
Kalau begitu, meski kecil, tak apalah. Kita mulai saja pelan-pelan ya gaes. Kita torsakan, kita turu-turikan, kita story tellingkan tentang cerita kecil ini: “Aek Rangat”.
Ini informasinya sedikit.
Aek Rangat, di pinggang timur Pussubuhit, ia eksotik lagi melegenda.
Torsa dan story tellingnya pasti akan memanjakan pusu-pusu, membuat rindu tak pernah usai, untuk datang dan datang lagi.
Aek Rangat Danau Toba [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Cluenya “Kalau mandi disana tak dipungut bayarannya”, kecuali makan dan minum serta sabun dan shamponya.
Mengapa? Itu salah satu “misteri pemantiknya”.
Clue berikut mungkin bisa menginspirasi dan membuka jendela pemikiran: “Beta martapian tu mual ni da oppung di aekrangat” !
Clue berikutnya, tiga gambar dalam tulisan ini bisa menginspirasi. Kata orang bijak, “Gambar itu sejuta makna”.
Terimakasih untuk tiga foto yang sangat eksotik ini. Kami berterimakasih dan menghormati dan sangat menghargainya.
Mari silahkan memulainya, jika tertarik. Torsa dan turi-turian yang pas dan cocok di roha, saya kirimkan satu Mandar Rumahela yang eksklusif!
#NggakAcciCeng
Penulis adalah Anggota Komisi III DPR RI
[Redaktur : Robert Panggabean]