Meskipun agama berbeda, namun tingkat toleransi umat antar beragama sangat tinggi. Kearifan lokal atas hasil bumi dari warisan leluhur sangat memperdulikan kelestarian alam.
Dicontohkan, dulunya setiap masyarakat petani ketika mangordang (menanam) padi, mereka melakukan doa persembahan kepada Tuhan, lewat adat tradisional dan makanan khas seperti itak putih dan pohul-pohul serta itak gurgur.
Baca Juga:
Mahkamah Konstitusi Terima 206 Permohonan Sengketa Pilkada Kabupaten hingga Provinsi
Itak putih menggambarkan bersihnya hati untuk melakukan kegiatan menanam. Pohul-pohul yang berwarna merah kecoklatan, menggambarkan keberanian untuk menyatakan yang benar. Itak gurgur menggambarkan, agar hasil dari tanaman berlimpah.
Pada acara itu, dalam kegiatan opera, masyarakat menceritakan asal-usul desa masing-masing.
Hal itu bermaksud untuk tetap mengingat dan menjaga setiap peninggalan leluhur terutama tanah, air, hutan dan kebiasaan adat yang bisa memberikan kehidupan kepada banyak generasi.
Baca Juga:
ASDP Gandeng Bank Indonesia Perkuat Distribusi Uang Rupiah hingga ke Pelosok Negeri
Harapan masyarakat melalui pesta rakyat pada perayaan hari bumi dimaksud, agar semakin banyak masyarakat yang sadar dan lebih peduli terhadap bumi. [gbe]