Oknum Aparat Minta Delete Berita
"Dari informasi yang didapat, setelah berita tayang, ada oknum aparat yang menghubungi atasan korban, meminta agar berita yang tayang segera di-takedown. Hanya saja, pihak perusahaan tidak men-delete berita itu. Setelahnya, ada juga diduga petugas kepolisian yang sempat menghubungi perusahaan online tempat korban bekerja, meminta agar pemberitaan dibuat secara halus. Berita dimaksud adalah peristiwa demo organisasi keagamaan di Kabupaten Karo, yang menuntut agar Kapolres Karo dicopot lantaran maraknya judi, prostitusi, dan narkoba," ujar Array.
Baca Juga:
Psikolog Ungkap Penyebab Suami Tak Mau Bekerja, Nomor 3 Mengejutkan
Korban Tidak Bercerita ke Pemred Tribrata TV
Setelah pemberitaan muncul, pimpinan media Tribrata TV sempat menghubungi korban. Korban bilang, saat itu dirinya aman-aman saja. Namun, korban bercerita pada teman-temannya bahwa dirinya merasa was-was setelah pemberitaan tersebut.
Ia dan rekannya kemudian mendapatkan "warning" dari ketua ormas di Kabupaten Karo, bahwa mereka sedang diikuti. Ketua ormas yang mengenal korban meminta agar Sempurna Pasaribu dan temannya untuk tidak pulang ke rumah.
Baca Juga:
IKN Diserbu Wisatawan Saat Lebaran, Benarkah Lebih Cocok Jadi Destinasi Wisata?
Sehingga, korban memutuskan untuk tak kembali ke kediamannya selama beberapa hari. Korban juga sempat mengaku pada temannya ingin menginap di Polres Karo demi keamanan dirinya.
Karena alasan ini pula, korban tak bisa dihubungi. Korban kemudian menyampaikan pada pimpinannya bahwa HP miliknya terjatuh.
"Fakta lain terungkap bahwa sebelum rumah korban terbakar, ternyata korban sempat bertemu dengan oknum aparat berinisial HB tersebut. Korban ditemani oleh rekannya untuk membicarakan masalah berita judi yang naik di media online, Tribrata TV. Dalam pertemuan itu, HB meminta agar berita yang sudah tayang segera dihapus. HB juga meminta kepada korban agar postingan yang ada di media sosial juga segera di-delete," kata Array.