Negara memiliki banyak cara untuk membentuk amnesia. Ia bisa memotong durasi pencarian, ia bisa menghentikan laporan, ia bisa menutup kasus tanpa pengumuman yang memadai.
Tapi yang tak bisa ia bungkam adalah ingatan. Ingatan tentang seorang perwira yang hilang dalam tugas. Tentang sungai yang tak cukup lama dijelajahinya. Tentang keluarga yang masih menunggu kepastian entah kapan datangnya.
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Minta Pemerintah dan BODT Buat Aturan Khusus Transportasi Dari dan Menuju Otorita Danau Toba
Dibawah aliran sungai itu, pimpinan, mungkin ada sesuatu yang masih bertahan.
Barangkali sebuah seragam yang terperangkap diantara akar-akar tumbuhan disitu.
Barangkali jejak langkah terakhir di tepi lumpur yang tak sempat dilihat. Barangkali kebenaran yang terlalu dini dihentikan.
Baca Juga:
Transformasi Lahan Eks HGU, Pemko Binjai dan PTPN I Rencanakan Kawasan Multi-Fungsi untuk Kepentingan Publik
Yang pasti, ada sebuah kehilangan yang seharusnya tak dibiarkan menjadi sekedar statistik angka-angka pasukan Polri yang hilang di medan tugas.
Karena yang hilang bukan hanya tubuh seorang aparat, tapi juga tanggungjawab negara terhadap mereka yang telah berani berjalan ke garis depan.
Atas kontempolasi ini pimpinan, dan kawan-kawan komisi III yang terhormat, saya mengusulkan, jangan hentikan perkara ini.