Negara memiliki banyak cara untuk membentuk amnesia. Ia bisa memotong durasi pencarian, ia bisa menghentikan laporan, ia bisa menutup kasus tanpa pengumuman yang memadai.
Tapi yang tak bisa ia bungkam adalah ingatan. Ingatan tentang seorang perwira yang hilang dalam tugas. Tentang sungai yang tak cukup lama dijelajahinya. Tentang keluarga yang masih menunggu kepastian entah kapan datangnya.
Baca Juga:
Mesir Lirik J-35 China, Sinyal Retaknya Ikatan Militer dengan AS
Dibawah aliran sungai itu, pimpinan, mungkin ada sesuatu yang masih bertahan.
Barangkali sebuah seragam yang terperangkap diantara akar-akar tumbuhan disitu.
Barangkali jejak langkah terakhir di tepi lumpur yang tak sempat dilihat. Barangkali kebenaran yang terlalu dini dihentikan.
Baca Juga:
Petir Abadi dari Venezuela: Spektakuler, Langka, Tapi Terancam Hilang
Yang pasti, ada sebuah kehilangan yang seharusnya tak dibiarkan menjadi sekedar statistik angka-angka pasukan Polri yang hilang di medan tugas.
Karena yang hilang bukan hanya tubuh seorang aparat, tapi juga tanggungjawab negara terhadap mereka yang telah berani berjalan ke garis depan.
Atas kontempolasi ini pimpinan, dan kawan-kawan komisi III yang terhormat, saya mengusulkan, jangan hentikan perkara ini.