Adalah orang hebat, ia adalah seorang aparat, seorang petugas hukum, seorang yang dipercayakan oleh negara untuk menghadapi yang tak bisa dihadapi sembarang orang, KKB.
Lalu bagaimana negara bisa begitu cepat melupakannya pak Kapolda? Bagaimana bisa sungai itu hanya ditelusuri hanya sekejap, lalu diberi garis batas bahwa tak ada lagi yang perlu dicari?
Baca Juga:
MARTABAT Prabowo-Gibran Minta Pemerintah dan BODT Buat Aturan Khusus Transportasi Dari dan Menuju Otorita Danau Toba
Seorang hilang dalam tugas, dan negara yang mengutusnya seakan tak lagi ingin tahu dimana ia berada. Saudara Kapolri, anda bertanggungjawab untuk ini. Karena ini pasukanmu.
Kita tak tahu dimana batas antara keberanian dan kesia-siaan dalam hal ini. Antara berani? dan kesia-siaan.
Kita tak tahu apakah seorang perwira yang menghilang itu telah dianggap selesai oleh lembaga yang seharusnya merawat ingatan tentang dia.
Baca Juga:
Transformasi Lahan Eks HGU, Pemko Binjai dan PTPN I Rencanakan Kawasan Multi-Fungsi untuk Kepentingan Publik
Yang kita tahu adalah, ada yang terbengkalai. Ada sebuah nama yang tak sempat diukir dalam batu peringatan.
Ada seorang lelaki yang seolah hanya sebentar menjadi bagian dari sejarah, sebelum riwayatnya terhapus dalam kecepatan administrasi.
Sebuah pertanyaan yang nggak bisa dijawab atas pertanyaan anak kecilnya, dimana ayahku, kalau aku hendak pergi berziarah.