"Ketika ia menenun, menggabungkan satu garis-garis benang menjadi benang yang banyak dengan warna-warninya, ia punya konsentrasi penuh bahkan menyampaikan doanya kepada sang pencipta agar selesai selama sembilan bulan ini," urainya.
"Sebab pada waktu sembilan bulan tiba, ulos ini telah selesai, dia percaya kandungannya akan melahirkan dan ulos itu akan dipakaikan untuk menggendong bayi yang dia tunggu itu," imbuhnya.
Baca Juga:
Erick Thohir Tunjuk Maroef Sjamsoeddin Jadi Dirut MIND ID, Ternyata Ini Alasannya
Dikatakan, dalam suku Batak, ulos itu disebut ulos mangiring.
"Mangiring itu dalam bahasa Indonesia namanya mengiringi kelahiran anak itu. Maka selalulah anak kemanapun dibungkus dengan kain ulos kecil dan kemudian digendongkan maka kemudian disebut namanya ulos mangiring," katanya.
Hinca mengatakan, kebiasaannya memakai ulos, karena ia percaya leluhur akan selalu menjaganya.
Baca Juga:
Dikhawatirkan Ciptakan Otoritas Sendiri, PIK 2 Dinilai Berisiko Jadi 'Negara dalam Negara'
"Kalau saya memakai ini, saya percaya pada leluhur saya yang senantiasa mengiringi anak-anaknya, generasinya, dari waktu-waktu kemana saja," ujarnya.
"Itulah cerita mengapa ulos ini penting, karena doa terbaik kepada Tuhan sang pencipta, saya yakini adalah doa seorang ibu sambil menanti kelahiran anak yang dicintainya," tutup Hinca.
[Redaktur : Robert Panggabean]