Tapi yang tak bisa ia bungkam adalah ingatan. Ingatan tentang seorang perwira yang hilang dalam tugas. Tentang sungai yang tak cukup lama dijelajahinya. Tentang keluarga yang masih menunggu kepastian entah kapan datangnya.
Dibawah aliran sungai itu, pimpinan, mungkin ada sesuatu yang masih bertahan.
Baca Juga:
Sosiopreneur Jurnalistik Ubah Pola Pikir Gen Z Jadi Bisnis pada Gawai
Barangkali sebuah seragam yang terperangkap diantara akar-akar tumbuhan disitu.
Barangkali jejak langkah terakhir di tepi lumpur yang tak sempat dilihat. Barangkali kebenaran yang terlalu dini dihentikan.
Yang pasti, ada sebuah kehilangan yang seharusnya tak dibiarkan menjadi sekedar statistik angka-angka pasukan Polri yang hilang di medan tugas.
Baca Juga:
Megakorupsi Duta Palma, Kejagung Amankan Aset Rp 6,8 Triliun dalam 7 Valuta Asing
Karena yang hilang bukan hanya tubuh seorang aparat, tapi juga tanggungjawab negara terhadap mereka yang telah berani berjalan ke garis depan.
Atas kontempolasi ini pimpinan, dan kawan-kawan komisi III yang terhormat, saya mengusulkan, jangan hentikan perkara ini.
Kita lanjutkan meminta untuk penjelasan lebih detail, meminta Kapolri membentuk tim khusus, mengusut, membongkar mencari informasi sejernih-jernihnya tentang kehilangan seorang serse terbaik kita, saudara AKP Tomi S Marbun.