Indeks Pembangunan Manusia dari 71,42 tahun 2019 menjadi 71,57 tahun 2020, menjadi 71,84 tahun 2021 dan meningkat menjadi 72,56 tahun 2022.
Indeks Gini Ratio dari 0,29 tahun 2019, menjadi 0,27 tahun 2020, menjadi 0,23 tahun 2021 dan turun menjadi 0,22 di tahun 2022.
Baca Juga:
Lima Pimpinan Baru KPK Ditetapkan, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
Bupati menjelaskan kondisi prevalensi stunting di Kabupaten Dairi mengalami penurunan sebesar 17,26 persen tahun 2020 turun menjadi 15,13 persen tahun 2021 dan menjadi 13,24 persen tahun 2022.
Akan tetapi ada tiga kecamatan yang mengalami peningkatan selama tahun 2020, 2021 dan 2023 yaitu Kecamatan Silahi Sabungan, Kecamatan Siempat Nempu Hilir dan Kecamatan Gunung Sitember.
Faktor determinan yang masih menjadi kendala dalam penanganan stunting balita menurutnya adalah akses air bersih, sanitasi, pemberian ASI Eksklusif dan perilaku merokok.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
"Untuk itu kami mengharapkan semua pihak dari berbagai sektor tadi untuk menangani dan mencegah bertambahnya balita stunting di Dairi lewat peran pentahelix, kerja sama antar pemerintah, akademisi, pelaku usaha, masyarakat dan media guna mencapai visi misi kita mewujudkan Dairi unggul yang menyejahterakan dalam harmoni keberagaman," katanya.
Hadir dalam kegiatan itu, unsur Forkopimda, anggota DPRD Lamasi Simamora, tim percepatan penurunan stunting, para Kepala OPD, Camat, Kepala Desa, Kepala Puskesmas, para pimpinan organisasi pemuda, badan usaha, serta undangan lainnya. [gbe]