"Beberapa kali saya beserta pengurus sudah audensi dengan Pemkab dan legislatif. Namun tidak ada titik temu. Mereka mengatakan bahwa anggaran APBD Dairi tidak cukup untuk menganggarkan beasiswa. Nah, mengapa dilaunching?" kata Arifatullah.
Dilanjutkan, secara logika Kabupaten Dairi memiliki anggaran yang tidak sedikit, yaitu sekitar Rp 1,2 triliun. Tentu tidak mungkin dari anggaran sebesar itu tidak cukup untuk merealisasikan beasiswa.
Baca Juga:
Kenang Ryanto Ulil, Brigjen TNI Elphis Rudy: Saya yang Antar Dia Jadi Polisi, Kini Antar ke Peristirahatan Terakhir
"Padahal kita ketahui bahwa beasiswa tentu sangat berpengaruh terhadap peningkatan SDM masyarakat Dairi kedepannya," ujar Arifatullah.
Dari segi kesehatan, kata Arifatullah, banyak permasalahan yang terjadi. Seperti, adanya kejadian mal praktek yang mengakibatkan kematian pada pasien. Keributan dalam tata kelola manajemen rumah sakit, serta alat dan fasilitas yang tidak mendukung.
Ditambahkan, dalam kampanyenya, pasangan Edy-Jimmy mengatakan serius dalam penanganan kesehatan, terkhusus untuk RSUD Sidikalang.
Baca Juga:
OTT di Bengkulu, KPK Amankan 8 Pejabat dan Sita Sejumlah Uang Tunai
"Dengan keseriusan dalam membenahi kesehatan, bupati sampai ingin berkantor di RSUD Sidikalang agar dapat melihat langsung kendala serta menerima masukan dari masyarakat. Namun sampai saat ini sudah memasuki 3 tahun, juga tidak terealisasi. Manajemen RSUD Sidikalang masih bisa dikatakan amburadul," kata Arifatullah.
Sementara dari aspek pertanian, sebut Arifatullah, pasangan Eddy-Jimmy meluncurkan kartu tani, yang mana disebut berguna untuk para petani dalam mendapatkan bantuan.
"Namun program tersebut hanya peresmian saja. Banyak sekali petani mengeluh kepada kami mahasiswa, karena mereka masih kesulitan mendapatkan bantuan meski ada kartu tersebut. Para petani juga mengeluhkan harga jual panen yang tidak sesuai dengan yang mereka keluarkan. Belum lagi kelangkaan pupuk. Tentu dalam sektor ini juga, pasangan Eddy-Jimmy belum beres dalam membenahinya," papar Arifatullah.