Salah satunya, Pemkab Dairi untuk pertama kalinya telah menetapkan status 9 objek diduga cagar budaya menjadi cagar budaya, melalui keputusan Bupati berdasarkan rekomendasi Tim Ahli Cagar Budaya.
"Dan saat ini juga sedang dilaksanakan penyusunan naskah rekomendasi terhadap 12 usulan baru penetapan cagar budaya untuk disampaikan kepada Tim Ahli Cagar Budaya," imbuhnya.
Baca Juga:
DKPP Jatuhkan Peringatan Keras, KPK Telusuri Dugaan Korupsi Sewa Private Jet Rp46 Miliar di KPU
Dijelaskan, pelaksanaan pesta Njuah-njuah 2025, dilaksanakan selama 2 hari di Gednas Djauli Manik Sidikalang. Sedang berbagai perlombaan olahraga tradisional dan permainan rakyat dilaksanakan di Stadion Panji Sitinjo.
"Adapun tema pesta Njuah-njuah tahun ini mengangkat thema "Sada kata dok perteddung, ulang mo berkessen tanduk" yang maknanya, diperlukan persatuan dan konsolidasi yang kuat antar semua elemen masyarakat, tokoh adat, pemerintah, dan saling percaya serta meningkatkan kesetiakawanan sebagaimana gelora pembangunan yang disampaikan Bapak Bupati Dairi dalam mencapai visi misi Kabupaten Dairi," kata Rahmat.
Wabup Dairi Wahyu Daniel Sagala dan unsur Forkopimda menyambut peserta karnaval pesta Budaya Njuah-njuah, di Gednas Djauli Manik, Sidikalang, Rabu (29/10/2025) [DAIRI.WAHANANEWS.CO / Robert Panggabean]
Baca Juga:
Prabowo Bongkar Fakta Mengerikan: Kartel Narkoba Punya Kapal Selam untuk Selundupkan Barang Haram
Sementara Wakil Bupati Dairi Wahyu Daniel Sagala, membacakan sambutan Bupati Dairi Vickner Sinaga menyebut, pesta budaya Njuah-njuah bukan sekedar perayaan tahunan.
Disebut, pesta budaya Njuah-njuah adalah cermin rasa syukur dan kebanggaan terhadap warisan leluhur budaya Pakpak yang penuh makna, sarat nilai dan menjadi jati diri masyarakat Dairi.
"Tahun ini, pesta budaya Njuah-njuah mengusung tema, "Sada kata dok perteddung, ulang mo berkessen tanduk", yang bermakna, seia sekata tanpa ada saling kemunapikan dan hasilnya, berkat melimpah," ujarnya.