WahanaNews-Dairi | Adanya puluhan sekolah di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara yang tidak memiliki Kepala Sekolah (Kepsek) defenitif, bahkan ada yang lebih dari setahun, dinilai mempengaruhi mutu pendidikan.
Pengambilan keputusan di sekolah, jika tidak ada pimpinan defenitif, tentu tidak maksimal. Pasti ada keragu-raguan. Padahal, sekolah adalah unsur penting dalam menciptakan generasi unggul. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi harus segera membenahinya.
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Dairi Tangkap Petani yang Diduga Jadi Bandar Narkoba
Hal tersebut dikatakan Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kabupaten Dairi, Fernando Tobing, di Sidikalang Kamis (23/9/2021).
“Bagaimana mungkin bisa melahirkan generasi penerus yang unggul dan berkualitas, pimpinan di sekolah saja tidak defenitif. Secara psikologis, tentu ada pengaruhnya pada pengambilan keputusan. Ada keragu-raguan. Ini harus segera diperhatikan. Saya pikir, Pemkab tidak boleh bermain-main lagi dalam hal ini,” kata Fernando.
Ditambahkan, keputusan bersama Menteri Pendidikan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan dan Mendagri tentang panduan penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19, akan lebih maksimal diterapkan, jika pimpinan di sekolah defenitif.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Terjadi Kenaikan Menjadi 36 Kasus Kematian Bayi pada Tahun 2024
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, sekitar 43 Unit Pelaksana Teknis (UPT) SD maupun SMP di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, tidak memiliki Kepsek defenitif. Bahkan sebagian diantara sekolah itu, Kepseknya telah dijabat oleh Pelaksana Tugas (Plt) lebih dari setahun.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Dairi, Jonni Waslin Purba, dikonfirmasi di halaman kantor Bupati Dairi, Rabu (8/9/2021), membenarkan hal itu.
"Kalau nggak salah 43. SD, SMP. Bermacam (lama dijabat plt). Ada yang baru, pensiun, memang juga ada yang lebih setahun, (dijabat) Plt," kata Jonni.
Ditanya mengapa hal itu terjadi sedemikian lama, Jonni menyebut karena pihaknya masih mempersiapkan calon Kepsek yang lengkap administrasi, seperti Nomor Unik Kepala Sekolah (NUKS).
Disebut, saat ini sekitar 100 orang tenaga kependidikan tengah mengikuti diklat calon kepala sekolah.
"Kita tunggu ini lah. Kalau kita angkat, ya lengkap dulu itu, Nuks nya. Ini kan udah mau selesai ini," sebut Jonni.
Ditanya mengapa beberapa waktu lalu justru Kepsek yang memiliki NUKS dinonjobkan, diganti dengan yang tidak memiliki NUKS, Jonni tidak banyak berkomentar. Ia hanya menyebut, akan membenahi. {gbe}