Ada 5 akses masuk ke areal pertanian itu. Jalan yang telah dibuka sejak sekitar 10 tahun lalu, kini sangat rusak parah. Dibutuhkan perkerasan jalan.
"Karena sulitnya jalan, untuk mengangkut kompos dengan sepeda motor, bertambah biaya Rp3 ribu per karung. Untuk mengangkut hasil cabai, ongkosnya Rp30 ribu per karung. Kalau musim hujan, harus menggunakan pedati yang ditarik kerbau," kata Sahabat.
Baca Juga:
Supratman Teken SK, Mardiono Resmi Pimpin PPP Usai Terpilih Aklamasi
Kondisi akses jalan ke areal pertanian di Dusun I Lae Bahul, Desa Karing, Kecamatan Berampu, Dairi, Kamis (2/10/2025) [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Rekan Sahabat, Bomansar, menambahkan bahwa program pemerintah menggalakkan ketahanan pangan, hendaknya diwujudkan dengan aplikasi nyata, meningkatkan perbaikan sektor pendukung pertanian, salah satunya infrastruktur.
"Kalau akses jalan sulit, bagaimana mau memajukan pertanian. Jika pemerintah benar mau meningkatkan kesejahteraan petani, kami mohon agar insfrastruktur pertanian diperbaiki," kata Bomansar.
Baca Juga:
Kasus Keracunan MBG, Kemenkes Siapkan Mekanisme Laporan Seperti Pandemi COVID
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Dairi Robot Simanullang dikonfirmasi wartawan lewat selular menyebut, kondisi dimaksud telah pernah disampaikan lisan oleh petani dari Desa Karing.
"Sudah pernah disampaikan lisan. Kita minta agar tertulis, setidaknya usulan dari Kelompok Tani yang diketahui Pemerintah Desa. Dilampirkan bukti pembebasan lahan. Nanti akan di cek, berapa petani membutuhkan jalan itu. Kemudian harus diingat juga, ketersediaan anggaran. Kalau tersedia, pemerintah pasti memprioritaskan kemajuan petani," kata Robot.
[Redaktur: Fernando]