WahanaNews-Dairi | Tindakan perawat yang menyuruh keluarga pasien untuk membeli infus di luar, tidak sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Terkait hal tersebut, akan dilakukan koreksi dan perbaikan sistem pelayanan.
Hal itu disampaikan Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Sumbul Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dr Lois Oberlin Sihombing, diminta tanggapannya tentang unggahan keluarga pasien terkait pelayanan petugas medis, yang viral di facebook.
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Dairi Tangkap Petani yang Diduga Jadi Bandar Narkoba
Lois menyebut, apa yang dirasakan pasien adalah wujud penilaian bagi pihaknya. Sebagai pimpinan, ia pun meminta maaf atas ketidaknyamanan pelayanan tersebut.
“Setiap yang di rasakan pasien atau pun pelanggan adalah sebagai wujud penilaian bagi pelayanan kami. Sebagai pimpinan jelas saya minta maaf atas ketidaknyamanan di pelayanan Puskesmas yang saya pimpin. Ke depannya akan saya koreksi dan perbaiki sistem pelayanan kita, apa lagi menyuruh pasien untuk membeli obat di luar, itu sangat di luar SOP kita,” kata Lois melalui WhatsApp, Selasa (28/9/2021).
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Evany Manik pada akun facebooknya 16 September 2021 mengunggah buruknya pelayanan medis yang dialami ibunya, Naon Restina Sihotang (68). Dalam unggahan itu, Evany membeberkan pelayanan medis yang mereka terima, di Puskesmas Sumbul dan RSUD Sidikalang.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Terjadi Kenaikan Menjadi 36 Kasus Kematian Bayi pada Tahun 2024
Di Puskesmas Sumbul, mereka memperoleh pelayanan yang jauh dari harapan. Penanganan lambat. Bahkan infus tidak tersedia. Keluarga pasien diminta untuk membeli infus sendiri ke apotik terdekat.
“Mereka acuh tak acuh. Setengah jam dulu baru dikasih obat di minum mama ku. Abang ku sampai emosi di sana. Maksudnya biar di kasih infus, supaya ada tenaga mama ku. Eh perawat nya nyuruh abangku beli infus sendiri ke apotik terdekat,” tulis Evany.
Karena keadaan pasien semakin kritis, selanjutnya dirujuk ke RSUD Sidikalang. Evany juga mengungkap pelayanan medis yang mereka terima di rumah sakit itu.
Diantaranya, perawat yang mengatakan papodom-podom ma disi (tidur-tidur lah di situ), saat diminta untuk memperbaiki selang infus, karena darah pasien naik ke selang tersebut.
Kemudian, ketiadaan perawat jaga malam di ruangan ibunya dirawat, mengharuskan ibunya berjuang sendiri untuk mengambil air minum saat haus. Namun karena drop, tidak dapat bergerak, terpaksa mengumpulkan air ludah untuk membasahi tenggorokannya.
“Apakah peraturan di situ tidak ada perawat jaga malam atau perawat nya ada tapi hanya di ruangan saja? Dimana mama ku sering mau minum nggak bisa ngambil karena drop kali, mama ku bilang molo mauas au hupapungu-pungu ma ijur hu asa maraek tolonan ki (Jika aku haus ku kumpul-kumpulkan lah air ludah ku agar basah tenggorokan ku itu). Agoyamang mardurusan ilukku mambege i (Berceceran air mata ku mendengar itu),” tulis Evany dengan emotikon menangis yang panjang.
Direktur RSUD Sidikalang, Sugito Panjaitan, dikonfirmasi WahanaNews Selasa (28/9/2021) lewat WhatsApp terkait pelayanan medis sebagaimana unggahan keluarga pasien itu, belum memberikan tanggapan.{gbe}