Lalu pada Sabtu (23/4/2022) sekira pukul 23.30 WIB, drh Anhar selaku dokter hewan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Sumatera Utara tiba di Dusun Aek Pardomuan dengan membawa bius dari Kota Medan.
"Usai melaksanakan rapat kecil, lalu disepakati proses evakuasi dilakukan esok harinya, mengingat waktu yang sudah larut malam yang dikhawatirkan berisiko dan berbahaya," jelasnya.
Baca Juga:
Eks Menlu RI Retno Marsudi Diangkat jadi Dewan Direksi Perusahaan Energi Singapura
Kemudian pada Minggu (24/4/2022), drh Anhar bersama tim evakuasi dari BKSDA Kabupaten Tapsel bersama Kapolsek Batang Toru, AKP Tona dan anggota pengamanan, bergerak menuju lokasi perangkap.
"Lebih kurang, tim berjumlah 15 orang. Selanjutnya, 4 orang tim yang dipimpin drh Anhar, sudah bersiap dengan posisi siap menembakkan bius," paparnya.
Saat itu terpantau, posisi harimau berdiri dan berhadap-hadapan dengan drh Anhar dengan jarak lebih kurang 7 meter. Lalu, drh Anhar memerintahkan tim tembakkan bius dan tepat mengenai paha sebelah kanan harimau tersebut. Nahas, harimau itu seakan kaget, melompat, dan memberi serangan, hingga mencengkeram drh Anhar.
Baca Juga:
Buka Kejuaraan Nasional Renang Antar Klub Se-Indonesia, Wamenpora Harap Dapat Lahirkan Atlet Berprestasi
"Dan jerat yang mengikat pada kaki kanan depan harimau terlepas, sehingga drh Anhar dan harimau tersebut terjatuh berguling ke arah jurang. Kemudian, harimau tersebut lari ke arah gunung/perkebunan," imbuhnya.
Dia mengimbau masyarakat maupun karyawan di PTPN III Kebun Hapesong, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapsel, untuk tidak melakukan aktivitas di sekitar areal tempat terjeratnya harimau.
Sebagai informasi, Tim BKSDA masih bersiaga menelusuri jejak harimau untuk segera dievakuasi dan dilakukan penanganan medis.