DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Calon pengantin (Catin) di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, dipastikan terdaftar di KUA, gereja, rumah ibadah, dan mendapat bimbingan perkawinan, serta pelayanan kesehatan untuk layak hamil agar banyak catin yang teredukasi.
Keterangan Diskominfo Dairi, hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah (Sekda) Jonny Hutasoit dalam forum lintas program/lintas sektor dan umat beragama dalam rangka pendampingan catin di Kabupaten Dairi, di aula Sada Ahmo, Kamis (5/12/2024).
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Dukungan PLN atas 4 Mega MVA Arus Listrik untuk 31 Provinsi di 238 Titik Dapur Makan Bergizi Gratis
“Pelayanan kesehatan masa sebelum hamil sangatlah penting dalam mendukung penurunan AKI, AKB, dan stunting. Catin dengan masalah kesehatan tentunya berisiko jika hamil, karena 70 persen catin akan hamil dalam satu tahun pertama setelah pernikahan,” katanya.
Dijelaskan Jonny, intervensi yang dilakukan untuk catin antara lain pemeriksaan kesehatan, pendampingan kesehatan reproduksi, dan edukasi gizi.
Peran catin dalam mencegah stunting sangat penting karena mereka merupakan calon ibu yang dapat melahirkan anaka sehat jika hamil dalam kondisi sehat. Sementara kekurangan gizi pada catin dapat meningkatkan risiko melahirkan anaka stunting.
Baca Juga:
Menag RI Nasaruddin Umar Kaji Kurikulum Cinta untuk Tingkatkan Nasionalisme Pelajar
Selain pelayanan kesehatan yang diberikan, kata Jonny, perlu adanya bimbingan perkawinan dari kantor urusan agama, gereja, rumah ibadah.
Dalam hal ini, peran agama sangat penting dalam memandu calon pengantin untuk menjalani hidup berkelanjutan yang bahagia dan sehat.
Dikatakan, laporan sampai dengan Oktober 2024, jumlah pasangan catin terdaftar di KUA dan rumah ibadah lain sebanyak 1001 catin atau sekitar 22.71 persen dari sasaran perkiraan pasangan catin Kemenag.
Dilaporkan ada 978 catin mendapatkan pemeriksaan kesehatan di fasilitas pelayanan kesehatan, terdiri dari 492 catin perempuan dan 487 catin laki-laki.
Ditemukan catin perempuan dengan anemia sebesar 2.65 persen, kekurangan gizi 2.65 persen, catin perempuan dengan obesitas dan hipertensi sebesar 4.07 persen. Seluruh catin dilakukan skrinning dan sifilis.
“Mari kita perkuat sinergitas dan kolaborasi lintas sektor dan profesi dalam upaya menurunkan AKI, AKB, dan stunting di Dairi. Kiranya forum ini dapat menghasilkan suatu rencana tindak lanjut agar setiap catin di Dairi dapat terintegrasi, terlapor, dan mendapat bimbingan perkawinan tiga bulan sebelum menika dan mendaoat skrining kesehatan di fasilitas kesehatan,” kata Jonny.
[Redaktur : Andri Festana]