"Kenapa waktu mencalonkan pak bupati ini semua desa yang ada di Kabupaten Dairi ini semua dijalani. Tidak kenal lelah dia. Sampai hujan-hujan pun ditahan-tahannya berkampanye. Kita tidak ada dikasih apa-apa. Kita mendukung habis. Katanya perubahan, mana perubahannya. Perubahan untuk hancurnya pak bupati. Perubahan untuk sepihak," imbuh Antoni lagi.
Antoni yang berbicara di depan patung Bupati Dairi itu pun menyindir tidak adanya respon apapun.
Baca Juga:
Aksi AKP Dadang Guncang Solok Selatan, Hujani Rumah Dinas Kapolres dengan Tembakan
"Bupati ini mulai tadi aku ngomong nggak mau dengar dia. Apa ini pendiam orangnya. Kampanye nggak pendiam dia. Sekarang aja dia pendiam. Kami himbau kepada bupati janganlah jadi pendiam pak. Isi hati kami mau kami sampaikan. Mana hati nurani mu pak bupati," ujarnya.
Sebelumnya, warga lain, Saudur boru Sitorus bergelar Oppung Gideon menyampaikan harapannya, agar Bupati Dairi mau mendengar langsung aspirasi mereka.
"Marpangidoan hami amang bupati asa ro majo nian bapak adop bohi hita di son makkatai. Unang ditikki lao jongjong bapak sandok porlu suara nami di hamu (Kami minta bapak bupati agar bertatap muka dengan kami. Jangan di saat mau menjadi bupati, suara kami sangat diperlukan)," katanya.
Baca Juga:
OTT KPK Bengkulu, Calon Gubernur Petahana Dibawa dengan 3 Mobil
Warga berunjukrasa menolak kehadiran PT DPM di depan kantor Bupati Dairi, Rabu (24/8/2022) [Foto: WahanaNews/Robert Panggabean]
"Songon dia do pandapot ni bapak taringot tu haroroni PT DPM. Massai sega do DPM on anggo tu pertanian nami. Alana hami dang hea mangan sian pertambangan. Mangan sian hasil pertanian nami do (Bagaimana pendapat bapak terkait kehadiran PT DPM. Sangat merusak DPM bagi pertanian. Kami tidak pernah makan dari pertambangan. Makan dari hasil pertanian nya kami)," lanjut Oppung Gideon.
Sekitar pukul 12.00 Wib, pengunjukrasa pun membacakan 8 butir pernyataan sikap, di depan patung Bupati Dairi.