Lalu ditempatkan di dalam peti, dan diletakkan dalam buah bangunan tugu khusus untuk menyimpan tulang belulang leluhur.
Tradisi masyarakat Batak Mangokkal Holi. (Foto: ist/net)
Baca Juga:
Lebaran Idulfitri 1446 H, PLN Jawa Barat Sukses Jaga Pasokan Listrik Andal
Tradisi ini membutuhkan biaya besar karena selain memotong hewan ternak, acara dilaksanakan hingga beberapa hari. Semua etnis Batak melaksanakan tradisi Mangokkal Holi, meski nama dari tradisi ini berbeda-beda tiap etnis.
Etnis Toba dan Simalungun menyebutnya Mangokkal Holi, pada etnis Karo disebut dengan Nampakken Tulan, serta etnis Pakpak mengenalnya tradisi Mengkurak Tulan.
Namun, inti dan tujuan dari tradisi ini sama, untuk mempertahankan silsilah garis keturunan marga, dan juga menunjukkan eksistensi dan taraf hidup keluarga yang melaksanakannya.
Baca Juga:
Siaga Penuh, PLN Jabar Sukses Jaga Keandalan Listrik di Momen Lebaran Idulfitri 1446 H
Selain itu mereka percaya, dengan menempatkan leluhur di tugu adalah bukti bahwa para penerus dari leluhur tidak pernah lupa dengan nenek moyangnya.
3. Tarian Sigale-gale
Sigale-gale adalah boneka kayu menyerupai manusia, dan biasanya patung ini berada di rumah adat Batak Desa Tomok. Boneka ini digerakkan oleh manusia yang berada di belakang patung Sigale-gale.
Menurut legenda masyarakat suku Batak, Sigale-gale adalah putra tunggal kesayangan dari raja Rahat. Namun Sigale-gale meninggal karena sakit. Raja merasa sangat kehilangn anaknya, kemudian demi mengobati kesedihan raja, maka dibuatlah sebuah boneka kayu yang menyerupai Sigale-gale.