WahanaNews-Dairi | Samuel Tarigan (39), Kepala Desa (Kades) Tanah Pinem Kecamatan Tanah Pinem Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, kembali mencalonkan diri sebagai Kades Tanah Pinem untuk periode 2021-2027.
Pada pencabutan nomor, ia memperoleh nomor urut 1. Ada dua calon yang akan berkompetisi. Dari 460 Kepala Keluarga (KK), terdapat 1.043 pemilih yang akan menggunakan hak pilihnya pada Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) serentak 25 Nopember 2021.
Baca Juga:
Kemen PPPA Tegaskan Komitmen Lindungi Korban Kekerasan Seksual dengan Regulasi dan Layanan Terpadu
Kepada wartawan, Rabu (17/11/2021) Samuel mengatakan, motivasinya maju kembali sebagai Kades, untuk melanjutkan program-program pembangunan di berbagai sektor, yang pada gilirannya diharap meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Suami dari Sry Erbama Br Ginting (35) itu memaparkan, banyak capaian yang telah direalisasi Pemerintah Desa Tanah Pinem di kepemimpinannya pada periode 2016-2021. Infrastruktur, kesehatan, budaya, sosial, beberapa diantara fokus perhatian.
Kondisi salah satu rumah warga, sebelum dan sesudah program bedah rumah [Foto: WahanaNews/ist]
Baca Juga:
Datangi Polres Malang Kota, Puluhan Kyai dan Ulama Suarakan Netralitas APH
Seperti pada sektor infrastruktur, warga yang sebelumnya kesulitan air minum, kini telah dapat menikmati air bersih di rumah masing-masing.
“Sebelum saya menjabat, seperti di Dusun Kampung Jawa, sama sekali tidak ada sarana air bersih ke rumah warga. Itu menjadi beban di masyarakat. Kadang terjadi pertengkaran karena berebut di kamar mandi umum,” katanya.
Kini, sarana air bersih telah masuk ke rumah warga dimaksud. Bersumber dari Dana Desa (DD) dalam dua termin, sekitar Rp 300 juta, dilakukan penyambungan pipa dari sumber langsung ke rumah penduduk.
Sementara untuk Dusun I dan Dusun II Tanah Pinem, pengadaan air bersih bersumber dari Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas). “Syukur, loby pemerintah desa direalisasikan pemerintah pusat,” sebutnya.
Selain Pamsimas, loby ke pemerintah pusat juga dilakukan untuk memperoleh bedah rumah. Dijelaskan Samuel, pada tahun 2020, Desa tanah pinem memperoleh bedah rumah sejumlah 107 unit. Rumah warga yang dulunya berdinding tepas, kini telah berubah.
“Banyak rumah memprihatinkan. Atap bocor. Kalau musim hujan, baskom-baskom itu bisa empat lima di dalam rumah. Sekarang sudah nyaman. Biasa kalau musim hujan itu bisa datang kodok, kalajengking, lipan ke rumah, ini nggak ada lagi,” katanya.
Terkait pengalokasian Dana Desa, disebut Samuel, selalu melalui tahapan Musyawarah Rencana Pengembangan (Musrenbang) Desa. Prioritas pembangunan, sesuai permintaan masyarakat dan kebutuhan yang mendesak.
“Seperti jalan ke perladangan, itu sudah banyak di rabat beton. Balai desa serta jambur, ruang tambah balai yang nantinya kita programkan menjadi kantor desa, itu semua melalui musrenbang. Dilihat potensi dan kebutuhan,” lanjut Samuel.
Kegiatan Posyandu Desa Tanah Pinem [Foto: WahanaNews/ist]
Sektor kesehatan, juga menjadi perhatian. Posyandu rutin dilaksanakan setiap bulan. Bahkan, Pemerintah Desa Tanah Pinem juga terbuka melayani imunisasi warga desa tetangga. “Ada juga warga desa tetangga datang imunisasi. Kebetulan lintas atau bagaimana, kita layani. Intinya, masyarakat sehat,” ujarnya.
Di sektor lain, pembinaan PKK dan BUMDes Tanah Pinem Simalem, juga digiatkan. Pelatihan PKK, pangan produksi rumah tangga, rutin dilaksanakan.
Di sisi budaya, Pemerintah Desa Tanah Pinem menggelar gendang guro-guro aron. Pesta budaya tahun 2018 itu dihadiri Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu, 7 anggota DPRD Dairi serta unsur Forkopimca.
“Menjaga budaya dan sekaligus memupuk supaya generasi muda ke depan jangan lupa, jangan sampai nggak megingat kebudayaan lagi,” katanya.
Penerima BPNT-PKH Desa Tanah Pinem [Foto: WahanaNews/ist]
Perjuangan di pandemi Covid-19
Dalam menghadapi Covid-19, Pemerintah Desa Tanah Pinem, menyediakan rumah singgah, satu-satunya di Kecamatan Tanah Pinem. Saat mengganasnya Covid-19, terhitung ratusan orang menjalani isolasi di rumah singgah itu. Ada dari Kalimantan, Jakarta, Medan bahkan Papua.
Rumah singgah, tempat isolasi sementara pendatang ke Desa Tanah Pinem [Foto: WahanaNews/ist]
Samuel mengatakan, untuk mendukung program pemerintah dalam rangka mencegah dan meminimalisasi penyebaran Covid-19, ia pun merelakan tanahnya sebagai lokasi pembangunan rumah singgah dimaksud.
“Awalnya kita ambil titik, survey di beberapa tempat. Kemarin itu kan tingkat pemahaman masyarakat pada covid ini kan rawan. Takut. Tidak ada yang bersedia. Ya saya relakan aja lokasi saya dijadikan tempat isolasi. Saya harus bertanggungjawab sebagai kepala desa. Saya dan keluarga tinggal dekat lokasi itu juga. Dari 19 desa di kecamatan ini, hanya Tanah Pinem yang menyediakan rumah singgah,” katanya.
Untuk penyediaan makanan dan extra fooding warga yang isolasi, pria kelahiran tahun 1982 itu mengatakan, menggunakan dana pribadi, menambah alokasi anggaran dari Dana Desa.
“Yang dari DD kan nggak cukup, karena membangun rumah singgah itu. Ya, uang turang kam pun kami buatlah untuk menambah biaya makan minum dan fooding saudara-saudara kita itu,” katanya.
Pembagian BLT dari Dana Desa [Foto: WahanaNews/ist]
Di masa pandemi itu, dikatakan Samuel, pihaknya selektif dalam menentukan penerima bantuan. Warga yang benar membutuhkan, wajib diberi bantuan. Terdapat 273 KK penerima BST dari Kantor POS, 9 KK dari BRI, 12 KK dari BNI dan 118 KK penerima BLT DD. [gbe]