Bupati Dairi Eddy Keleng Ate Berutu di acara penandatanganan MoU dengan HRNS [WahanaNews/dok. Diskominfo Dairi]
Kemudian, kerjasama dengan Louis Dreyfus Company (LDC) untuk membina 901 petani, serta kerjasama dengan Hanns R. Neuman Stiftung (HRNS) untuk membina 3.000 petani dan 20 orang Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL).
Baca Juga:
Didominasi Penegak Hukum, MAKI: Pimpinan Baru KPK Tak Mewakili Masyarakat dan Perempuan
Pemkab Dairi juga kerja sama dengan PT. Pusri Agro Lestari (PAL) untuk membina empat kelompok. Kerja sama dengan Polbangtan Kementerian RI untuk membina satu desa mitra di Parbuluan IV Kelompok Tani Pahottas dan pembinaan kepada 32 PPL.
Juga, melakukan bimbingan Good Agriculutre Practice (GAP) di lima kecamatan dengan jumlah peserta sebanyak 1.112 orang yang bersumber dari dana APBD.
Mendukung intensifikasi kopi, juga dilakukan pendampingan dan pembinaan petani kopi melalui PPL di lapangan serta program Desa Devisa bekerjasama dengan Lembaga Pembiayaan Eksport Indonesia (LPEI), mulai dari budidaya, pengolahan sampai dengan pemasaran (rencana kick off semester II Tahun ini).
Baca Juga:
Netanyahu Resmi Jadi Buronan Setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Pemkab Dairi juga melakukan program ekstensifikasi kopi melalui penetapan sentra Kopi Arabika yang terdapat di Kecamatan Parbuluan, Sitinjo, Sumbul, Sidikalang, Siempat Nempu Hulu, Pegagan Hilir dan sentra Kopi Robusta di Kecamatan Pegagan Hilir, Berampu, Lae Parira, Siempat Nempu, Silima Pungga-Pungga, Siempat Nempu Hilir.
Pemkab Dairi melalui Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan (DPKPP) juga menyediakan sarana produksi komoditi kopi guna membantu petani dalam menanam hingga memanen hasil kopinya.
Penyediaan sarana produksi yang bersumber dari APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten antara lain pulper untuk pengolahan cherry menjadi gabah, huller untuk pengolahan dari gabah ke green bean, solar dryer sebagai rumah pengering, serta alat pelobang tanam kopi.