"Jangan disembunyikan. Kalau ada kasus demikian, segera lapor ke pihak terkait. Anak juga harus segera mendapat bimbingan dari psikolog," ujar Ny. Nawal.
Sebelumnya, Ketua TP PKK Dairi Ny. Romy Mariani Eddy Berutu dalam sambutannya memaparkan bahwa di awal supervisi, Dairi mengikutkan 5 desa untuk penilaian.
Baca Juga:
Melayani Sebagai Ungkapan Syukur, Sosok Inspiratif Linus L. Daeli dari Gereja Trinitas Paroki Cengkareng
Kelimanya, pokja Pola Asuh Anak dan Remaja (PAAR) Desa Sigambir-gambir Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Pokja UP2K Desa Silalahi II Kecamatan Silahisabungan.
Kemudian, Pokja Hatinya PKK Desa Pasi Kecamatan Berampu, Pokja IVA test di Kecamatan Lae Parira, serta Pokja tertib administrasi di Siempat Nempu Hulu.
"Namun karena satu dan lain hal, tertib administrasi tidak diikutserakan dalam monitoring," katanya.
Baca Juga:
Sambut Masa Tenang Pilkada Jakarta, KPU Jakbar Gelar Panggung Hiburan Rakyat
Ny. Romy menambahkan, awalnya andalan untuk penilaian adalah tenun ulos. Namun belakangan, UP2K Desa Silalahi II dinilai lebih layak, karena saat ini telah memiliki 91 Kelompok Pelaksana (Poklak).
Sementara Kepala Desa Silalahi II Belman Silalahi menyebut, 91 poklak itu memiliki beragam usaha. Rata-rata produknya sudah menembus pasar, seperti Stik Sitohap, Peyek Sitohap, Abon Ikan Pora-pora dan ulos.
Turut hadir di acara itu, Sekda Dairi Budianta Pinem, Asisten II Jonni W Purba, Kadis Perindagkop Iwan Teruna Berutu, Plt Kadis PMD Agel Siregar, Camat Silahisabungan Landong Napitu. [gbe]