Robot menyebut, petani memperoleh pupuk subsidi tidak langsung 5 jenis, karena penyaluran pupuk dari distributor ke kios, tidak sekaligus, serta terlambat.
Terkait hal itu, disebut Robot, Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3) telah menegur distributor di Dairi.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Sementara meminimalisir adanya penyimpangan, Robot mengatakan, jika kartu tani telah difungsikan, akan menjadi salah satu proteksi.
Nantinya, dalam kartu tani akan terinject kuota pupuk subsidi masing-masing petani.
"Di kartu nanti akan terinject kuota pupuk tiap petani. Penyaluran pupuk akan sesuai kuota. Tidak ada lagi yang menebus pupuk yang bukan haknya," kata Robot.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
Diakui, sejak dilaunching tahun 2019, kartu tani belum berfungsi. Hal itu karena pihak BNI belum selesai menginject kuota dimaksud. [gbe]