DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat, Hinca Panjaitan menggelar reses perseorangan di Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Minggu (22/12/2024).
Dalam reses yang digelar di halaman gedung nasional Djauli Manik itu, turut dihadiri Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Muji Edyanto, Pj Bupati Dairi Charles Bancin, Anggota DPRD Kabupaten Dairi Fraksi Demokrat Halim Lumban Batu, Sumitro Lumban Batu, dan Rukiatno Nainggolan.
Baca Juga:
Gandeng Perusahaan Australia, PLN Perkuat Pengembangan Listrik Hijau
Kemudian, para supir yang tergabung dalam Komunitas Supir Partali-tali Dairi, organisasi kepemudaan para pelajar patroli keamanan sekolah dan tokoh masyarakat.
Dalam reses itu, Hinca mengangkat tema “Supir Partali Tali Dairi, Budayaku Mengawasiku”.
Pesannya moralnya, kata Hinca, ingin mengajak masyarakat Indonesia pada umumnya dan Dairi khususnya untuk menggunakan budaya menjadi pengawas di jalan raya.
Baca Juga:
Gandeng Perusahaan Australia, PLN Perkuat Pengembangan Listrik Hijau
Ia yakin budaya bisa menjadi kekuatan mendukung pelaksanaan penegakan hukum positif di Indonesia. Dengan demikian, kecelakaan lalu lintas diharapkan dapat berkurang.
"Mencegah kecelakaan lebih banyak di jalan raya, apalagi saat-saat menjelang libur Natal dan tahun baru saat ini, dan berharap komunitas supir partali-tali Dairi menjadi tonggak sejarah baru menjadi pelopor kesadaran berlalu lintas itu," katanya.
Karenanya, lanjut Hinca, budaya diharap bisa menjadi lilin untuk lebih tertib dan taat pada hukum positif yang dibuat negara.
“Karena itu hari ini kami menawarkan dengan kawan-kawan supir partali-tali, budayaku mengawasiku di jalan raya,” ucap Hinca.
Sementara Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol Muji Edyanto memaparkan, sepanjang tahun 2023 terjadi 6.700 kecelakaan. Rata rata setiap hari terjadi sekitar 18 kejadian kecelakaan di Propinsi Sumatera Utara.
Sepanjang tahun 2023 ada 1700 orang meninggal dunia 900 lebih luka berat koma, gegar otak dan patah tulang.
Kecelakaan tersebut disebabkan oleh berbagai hal diantaranya perilaku dari pengendara, kondisi dari kendaraan itu sendiri, keadaan atau kondisi dari jalan raya dan juga termasuk oleh kondisi cuaca.
"Nah, saya ingin menyampaikan terkait dengan perilaku., perilaku berkendaraan. Jadi kalau dijalan raya pengendara itu ada 2 macam. Ada yang sudah memiliki SIM ada yang belum. SIM itu adalah kompetensi untuk bisa dikatakan cakap dan mampu dalam berkendaraan atau mengemudi," ujar Muji Edyanto.
Ditambahkan, banyak hal yang mempengaruhi perilaku para pengendara dijalan raya, diantaranya kebiasaan, latar belakang dan juga pengaruh lingkungan masing masing pengendara.
"Menerobos lampu merah itu sudah biasa terjadi. Namun kalau terjadi kecelakaan, bagaimana? Lampu sein kekiri tapi belok ke kanan. Nah itu biasa ibu-ibu itu," katanya.
"Termasuk juga pengendara angkutan apapun itu kadang kadang lupa bila dijalan itu sesungguhnya banyak yang harus dijaga keselamatannya. Ada penyeberang, ada pejalan kaki yang naik sepeda, ada yang naik motor dan macem macem. Ya itu, kondisi di Sumatera Utara seperti itu," lanjutnya.
Kombes Pol Muji Edyanto juga mengucapkan terimakasih kepada Hinca Panjaitan atas terbentuknya Komunitas Supir Partalitali yang terbentuk atas gagasan dari Hinca Panjaitan.
Sekaligus berharap Komunitas tersebut yang rata rata merupakan supir truk, bisa menjadi contoh dan teladan bagi pengendara lain dijalan raya.
Kombes Pol. Muji Edyanto juga mengingatkan seluruh pengendara menghindari mengemudikan kendaraan setelah minum alkohol dan dengan tegas meminta pengemudi untuk tidak menggunakan narkoba.
Selanjutnya, Kapolres Dairi AKBP Agus Bahari memaparkan kondisi jalan raya di Kabupaten Dairi. Dari tiga jenis jalan yaitu Jalan Nasional sepanjang 121,4 km, Jalan Propinsi 81,5 km dan Jalan ruas Kabupaten 1608,481 km dengan segala kondisinya 12,4% baik, 40,97% sedang, 1,68% kondisi rusak, dan 44,96% rusak berat.
"Dengan segala kondisi tersebut, ruas jalan yang begitu panjang, menyumbangkan angka kecelakaan yang cukup tinggi. Sepanjang tahun 2024, ada 122 kasus kecelakaan, khusus yang terjadi di Kabupaten Dairi," papar Agus Bahari.
Disebut, kecelakaan diakibatkan roda empat atau lebih ada 59 kasus dan angka yang cukup tinggi untuk kecelakaan yang diakibatkan oleh roda dua yaitu 133 kasus. Rata rata 10 kasus kecelakaan akibat roda dua terjadi perhari.
Dari data tersebut korban meninggal dunia 29 orang, luka berat 122 orang luka ringan 83 orang dan kerugian materil ditaksir mencapai ratusan juta rupiah. Jumlah yang cukup banyak yang cukup banyak menurut Kapolres Dairi dalam paparannya bila digunakan untuk membangun infrastruktur.
Kapolres Dairi AKBP Agus Bahari juga menguatkan alasan utama terjadinya kecelakaan adalah akibat human error seperti yang telah dijelaskan oleh Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol. Muji Edyanto.
"Kalau minum tuak sebelum nyetir, mungkin akan oleng. Kapal oleng kapten," ujar Agus sedikit bercanda.
Akibat pengaruh alkohol pada pengendara, memungkinkan kendaraan akan dikemudikan oleng. Jalan tidak lurus, tikungan dilihat lurus yang sudah jelas memancing kecelakaan, bahkan ada yang bablas masuk jurang. Juga kebiasaan supir truk membawa muatan berlebih.
"Jadi, dari empat penyebab kecelakaan, hanya satu kuncinya yaitu kita. Itulah nantinya yang menjadi budaya, kalau kita tanamkan mulai sekarang adanya tanggung jawab dari kita untuk bisa mencegah itu semua," ujar Agus.
Dalam kesempatan tersebut Agus Bahari juga menyoroti angkutan umum yang membawa penumpang diatas angkutan, truk yang over load dan penggunaan helm bagi pengendara roda dua dan ketaatan pada rambu lalulintas seperti menerobos lampu merah.
Agus Bahari meminta supir angkutan agar menghentikan kebiasaan membawa penumpang diatas dan setiap pengendara roda dua untuk selalu menggunakan helm dan iringan mobil truk yang tidak terlalu panjang.
"Jadi saya berharap, ini adalah peluang untuk kesempatan kita, memulai dari kita, memulai dari Dairi. Yang ingin saya sampaikan adalah, walaupun Dairi ini adalah kecil bila dibandingkan wilayah Indonesia, namun bila dari yang kecil om kita berjuang untuk Indonesia, saya yakin kita bisa," kata Agus.
Sesi selanjutnya, Hinca Panjaitan mengundang Ketua Komunitas Rumah Hela yaitu Diego Albertus Naibaho untuk maju ke depan. Rumah Hela adalah salah satu Ormas yang perduli akan keselamatan berlalulintas yang terbentuk atas gagasan Hinca IP Panjaitan, Anggota DPR-RI yang duduk di Komisi III.
Hinca menanyakan hal apa yang mendasari komunitas Rumah Hela yang dipimpin Diego tertarik mengajak para supir dijalan raya untuk mengembangkan budaya yang disebut Budayaku Mengawasi ku.
Setelah mengucapkan terimakasih, Ketua Komunitas Rumah Hela kemudian mengenalkan diri dan menerangkan bila Komunitas Rumah Hela bertempat di Kabupaten Pangururan tepat di pinggang Pusuk Buhit.
"Karena kami sudah memulainya , budaya leluhur Batak bersama Bapak Hinca Panjaitan, agar lebih dikenal khalayak ramai khususnya di Daerah Dairi. Untuk itu saya berharap, kita khususnya Supir Partalitali, dengan adanya agenda reses hari ini bisa menurunkan tingkat kecelakaan. Karena budaya mengawasi kita dan Tuhan memberkati kita," Ujar Diego menjawab pertanyaan Hinca.
Selanjutnya Hinca Panjaitan meminta Komunitas Supir Partalitali, Komunitas Supir yang sebagian besar adalah supir truk, untuk maju berdiri mengungkapkan saran, keluhan dan harapannya. Komunitas yang juga dibentuk atas gagasan dari Hinca Panjaitan Anggota Komisi III DPR-RI ini.
Viktor Panjaitan mewakili Komunitas Supir Partalitali menjelaskan bila komunitas tersebut dibentuk sebagai satu wadah mereka untuk mengekpresikan budaya berlalu lintas yang tertib dan baik. Agar menjadi contoh baik yang menularkan hal hal positif berlalulintas demi mencegah terjadinya kecelakaan bagi pengendara lain.
"Salah satu yang kami telah lakukan adalah menjaga kerapatan iringan truk agar tidak terlalu panjang. Agar tidak terjadi iringan panjang mobil lain yang sulit mendahului dibelakang truk," ujar Viktor, sambil dengan jujur mengakui berbagai kelemahan akibat himpitan keadaan.
Dijelaskan oleh Viktor bila ada beberapa rekan mereka yang berprofesi sebagai supir belum memiliki SIM. Juga tonase diangkut berlebih yang sering mereka bawa seperti pengakuan Jaman Simbolon salah satu anggota komunitas.
Truk yang mengangkut tonase melebihi muatan yang jelas berbahaya dan sering menjadi penyebab atau pemicu kecelakaan. Jaman Simbolon mengakui bila para supir pada dasarnya sadar akan bahaya yang ditimbulkan. Namun hal tersebut terpaksa dilakukan akibat selisih harga jual barang muatan batu kapur yang mereka bawa.
Dan permintaan para Supir Partalitali dipenuhi oleh Hinca Panjaitan dengan meminta Kapolres Dairi dan Dirlantas Polda Sumut membantu mencetak SIM bagi para Supir yang belum memiliki nya.
Dan sekaligus meminta PJ Bupati menjalin kerjasama kepada Gubernur menyikapi kondisi harga Batu kapur tersebut, agar tonase yang dibawa oleh para supir tidak harus over load agar memberi hasil pada supir.
Tak mau kalah dengan para Supir Partalitalitali, Halim Lumban Batu anggota DPRD Dairi yang juga menjabat sebagai Ketua DPD IPK saat diminta paparannya oleh Hinca Panjaitan, membawa beberapa anggota IPK yang menurut nya adalah para pengendara yang sering ugal-ugalan namun sudah bertobat.
Meminta kepada Kapolres Dairi dan Dirlantas Sumut melalui Hinca Panjaitan agar dicetak SIM bagi yang belum memiliki. SIM tersebut merupakan hadiah sebagai apresiasi karena mereka sudah bertobat dan tidak ugal-ugalan lagi.
"Jadi karena para supir telah mendapat hadiah, sebagai bukti pertobatan kalian saya umumkan bahwa oleh Bapak Kapolres melalui Bang Hinca, bagi yang belum memiliki SIM boleh diuruskan secepatnya oleh Bapak Kapolres," ujar Halim yang langsung disambut tepuk tangan meriah.
"Pokoknya nanti Pak Kapolres dan Pak Muji kuncinya ini, permintaaan aja ini semua. Tapi tenang aja. Mereka datang kemari untuk menjadikan Dairi sebagai sebuah episentrum awal untuk mengajak kita kesadaran untuk keselamatan berlalulintas. Jadi pelopor untuk kesadaran berlalulintas," ujar Hinca Panjaitan menanggapi paparan singkat Halim Lumban Batu.
Sementara itu Pj Bupati Dairi Carles Surung Lanhot Bantjin dalam paparannya mengungkapkan rasa bangga atas terbentuknya Komunitas Supir partalitali yang mendukung pelaksanaan berlalulintas yang baik dan tertib.
Pj Bupati juga mengakui terkait perbaikan kondisi jalan merupakan sebuah tantangan berat bagi Pemerintah Kabupaten Dairi. Dimana secara geologi kondisi tanah di Kabupaten Dairi adalah tanah berpasir yang mudah longsor dan juga kondisi anggaran yang tidak mendukung sepenuhnya.
Selanjutnya dilakukan tanya jawab yang sesinya diakhiri degan pemberian rompi kesadaran berlalulintas kepada seluruh anggota Komunitas Supir Partalitali dan helm SNI kepada tiga orang ibu dan 5 orang anggota Patroli Keamanan Sekolah yang diundang.
Dalam closing statement nya, Dirlantas Polda Sumut Kombes Pol. Muji Edyanto mengungkapkan bila tertib berlalulintas adalah cermin budaya bangsa.
Mengapresiasi terbentuknya Komunitas Supir Partalitali gagasan Hinca Panjaitan dan mengajak Komunitas tersebut agar menjadi contoh dan teladan dijalan bagi pengendara lain dalam tertib berlalulintas.
Dalam kesempatan itu, Hinca Panjaitan menyampaikan kabar gembira bila mereka dari Partai Demokrat diangkat dan dipercaya oleh Presiden Prabowo untuk mengurusi infrastruktur dan pengembangan pembangunan wilayah.
"Karena itu Pak Pj, kawan kawan di DPRD tolong sampaikan. Lakukan pemetaan yang cukup mana jalan kabupaten, mana jalan nasional dan mana jalan propinsi. Gambarkan dengan tepat, sampaikan dengan baik akan kita perjuangkan bersama-sama," kata Hinca Panjaitan.
[Redaktur : Robert Panggabean]