WahanaNews-Dairi | Berubahnya kawasan hutan menjadi areal perladangan, menyebabkan debit sumber air PDAM Tirta Nchiho Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, tiap tahun semakin menyusut.
Hal itu diakui Direktur Utama PDAM Tirta Nchiho, Wahlin Munthe dikonfirmasi wartawan di Sidikalang, Selasa (14/9/2021).
Baca Juga:
Sat Narkoba Polres Dairi Tangkap Petani yang Diduga Jadi Bandar Narkoba
"Penyebab utama penyusutan, punya hubungan erat dengan kerusakan lingkungan. Daerah tangkapan air yang seharusnya rindang dan berupa hutan, berubah jadi areal perladangan," kata Munthe.
Dijelaskan, untuk distribusi air ke masyarakat di Kecamatan Sitinjo, Sidikalang, Berampu, Siempat Nempu Hulu dan Siempat Nempu, berasal dari tiga sumber air yaitu Lae Nuaha, Lae Mbulan, dan Lae Cimberah. Terdapat sekitar 10 ribu pelanggan.
Kapasitas Lae Nuaha saat ini berada di angka 70 liter per detik, Lae Cimberah di Sitinjo Payung 60 liter per detik dan Lae Mbulan Sitio-tio 20 liter per detik. Sebelumnya, cukup besar.
Baca Juga:
Pj Sekda Dairi: Terjadi Kenaikan Menjadi 36 Kasus Kematian Bayi pada Tahun 2024
Perubahan fungsi lahan di daerah tangkapan air menyebabkan pasokan melimpah dan bercampur lumpur di saat hujan, sebaliknya surut saat kemarau. Itu salah satu penyebab, distribusi air di lintasan Kecamatan Sitinjo sering bermasalah belakangan ini.
Menurut Munthe, perlu komitmen bersama untuk mengembalikan keseimbangan alam. Dinas Kehutanan, Lingkungan Hidup hingga perangkat desa dan masyarakat harus punya persepsi serupa bahwa ketersediaan air adalah kebutuhan vital. Karenanya, penghijauan disertai pemeliharaan, wajib dilakukan.
“Saya khawatir, bagaimana jaminan sumber air 10 tahun mendatang. Bicara penghijauan memang gampang, tetapi memegang komitmen tidak mudah," kata Munthe. (gbe)