DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Miris, air di Puskesmas Pembantu (Pustu) Sidikalang UPTD Puskesmas Hutarakyat Dinas Kesehatan Kabupaten Dairi, di Kelurahan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, bercampur minyak.
Hal itu sebagaimana informasi diterima WahanaNews.co dari warga sekitar pustu, yang mengirimkan foto dan video kondisi air di kamar mandi pustu itu, Kamis (13/2/2025).
Baca Juga:
Warga Bekasi Geger Cium Bau Gas Misterius, BPBD Belum Temukan Sumbernya
Tampak permukaan air di bak penampung berwarna kuning, seolah tercampur dengan minyak. Lantai kamar mandi juga tampak berwarna kuning, demikian dengan saluran pembuangan berlantai keramik juga tampak berminyak.
"Masyarakat sekitar Pustu Kota Sidikalang juga sudah mengeluh aroma minyak sampai buat mata sakit, apalagi kalau terhirup di tenggorokan terasa perih," tulis sumber yang tidak bersedia ditulis namanya itu dalam pesan WhatsApp.
Terpisah, Dirut PDAM Tirta Nciho Kabupaten Dairi Wahlin Munthe dikonfirmasi di ruang kerjanya, mengatakan air di pustu tersebut bukan dari PDAM Tirta Nchiho.
Baca Juga:
RK vs Lisa Mariana: Perseteruan Makin Panas, Seorang Napi Muncul Klaim Ayah Biologis Anak
"Staf kami sudah survey langsung ke lokasi, itu bukan dari PDAM. Dulu sambungan ke situ diputus karena menunggak," kata Wahlin didampingi Kabag Teknik Jakson Edy Sihombing.
Kondisi air di Pustu Sidikalang, di Kelurahan Sidikalang, Kabupaten Dairi [DAIRI.WAHANANEWS.CO / ist]
Sementara Kepala Puskesmas Hutarakyat Hardi Gurning dikonfirmasi wartawan mengatakan, air itu berasal dari sumur bor. Kondisi air yang berlumpur dan berkarat seperti berminyak itu telah berlangsung lama, sejak sumur bor dibuat.
"Sudah lama. Airnya hanya digunakan untuk ngepel saja, bukan untuk pelayanan kesehatan. Sudah kami usul agar disambung dari PDAM," kata Hardi.
Ketua Dewan Pembina DPP LSM Martabat Prabowo Gibran Sumatera Utara Azhar Bintang diminta tanggapannya, menyayangkan kondisi dimaksud.
Menurutnya, pihak terkait mulai dari Kepala Pustu hingga Kepala Dinas Kesehatan harus bertanggungjawab.
"Perlu itu diminta pertanggungjawaban dari kepala pustunya. Seharusnya kepala dinas juga harus bertanggungjawab. Artinya mungkin ini bukan terjadi hari ini kan, sudah bertahun, berarti itu ada kurang perhatian daripada kepala dinas," katanya.
Azhar berharap kondisi itu diperbaiki, karena merupakan pelayanan publik yang sangat vital.
"Harapan kita ini memang harus betul-betul diperbaiki karena pelayanan publik yang sangat vital. Sangat berbahaya untuk kesehatan masyarakat," katanya.
[Redaktur : Andri Festana]