WahanaNews-Dairi | Diduga tidak hafal Pancasila, Ketua Ketua DPRD Lumajang, Anang Akhmad Syaifuddin menjadi sorotan dan bahan olokan sejumlah mahasiswa.
Kejadian tersebut terjadi, saat dirinya menemui massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) di Kantor DPRD Lumajang, Jawa Timur, Rabu (7/9/2022) lalu.
Baca Juga:
Lima Pimpinan Baru KPK Ditetapkan, Setyo Budiyanto Jadi Ketua
Bahkan, peristiwa memalukan tersebut terekam ke dalam sebuah video dan viral di media sosial.
Oleh sebab itu, Anang pun tiba-tiba mendadak mundur dari jabatan. Dikarenakan dirinya yang menjabat sebagai pimpinan legislatif merasa tak pantas lagi mengemban jabatan tersebut.
"Saya minta maaf ke seluruh masyarakat dan anggota DPRD dan Pemerintah Kabupaten Lumajang, atas insiden tidak hafalnya saya melafalkan Pancasila. Apapun keadaan saya, saya merasa itu tidak pantas dilakukan atau terjadi pada ketua DPRD di mana pun atau siapa pun itu," kata Anang, Senin (12/9/2022), dilansir WahanaNews.co.
Baca Juga:
Penjualan Anjlok, Pizza Hut Indonesia Tutup 20 Gerai dan Pangkas 371 Karyawan
Menurut Anang tindakan mundur dari jabatan Ketua DPRD ini merupakan keputusan final yang diambil dari pikiran dan hati nuraninya sendiri.
Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Lumajang itu juga menegaskan keputusan tersebut diambilnya tanpa ada intervensi dan tekanan dari pihak manapun.
Baginya orang tidak hafal Pancasila bukan orang yang salah. Namun hal itu sangat tidak pantas jika dialami oleh seorang Ketua DPRD.
"Saya dengan hati yang sangat menyesal mengundurkan diri dari Ketua DPRD Kabupaten Lumajang. Ini untuk menjaga marwah DPRD Lumajang, untuk menjaga dan menjadikan pembelajaran siapa pun pemimpin di negeri ini," ujar Anang.
Keputusan Anang mundur dari jabatan membuat raut wajah 36 anggota dewan yang hadir di ruang paripurna terlihat kaget. Termasuk Bupati Lumajang Thoriqul Haq, serta jajaran forkopimda setempat.
Wakil Ketua DPRD Lumajang, Bukasan, sangat menyayangkan keputusan Anang mundur dari jabatan. Menurutnya, keputusan tersebut di luar dugaan. Baginya, salah membaca teks Pancasila merupakan hal yang lumrah.
"Prosesnya ini masih panjang. Partai politik harus mengajukan pergantian. Kemudian tahapan berikutnya badan musyarawah, dan paripurna. Lalu hasil paripurna dikirimkan ke Gubernur," katanya.
Anang menjadi sorotan publik lantaran diduga tak hafal Pancasila. Hal itu terlihat melalui tayangan video yang viral di media sosial.
Dalam video itu tampak Anang tengah membacakan Pancasila di hadapan massa Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Melalui mikrofon di tangannya, Anang memimpin pengucapan Pancasila, kemudian diikuti massa HMI di ruangan tersebut.
Anang awalnya lancar saat mengucapkan sila pertama sampai ke tiga Pancasila. Namun, Politikus PKB itu terdengar salah menyebutkan sila ke empat.
"Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam kebijaksanaan dan permusyawaratan," kata Anang.
Massa mahasiswa yang hadir pun menyadari kesalahan pengucapan Anang. Mereka kemudian menyoraki dan menyalahkannya.
"Eh salah-salah," kata seorang mahasiswa dalam video itu.
"Gemetar saya," ujar Anang sembari tersenyum.
Namun seorang mahasiswa lainnya kemudian mengecamnya. Ia menyebut apa yang dilakukan Anang adalah bentuk penistaan Pancasila.
"Bapak jangan pernah membuat alasan pada kami. Ini namanya penistaan Pancasila kalau gini," kata seorang mahasiswa melalui mikrofon.
Perwakilan kader HMI Lumajang Solihin membenarkan kejadian dalam video tersebut. Ia mengatakan, hal itu saat pihaknya menggelar aksi penolakan kenaikan harga BBM bersubsidi di DPRD Lumajang, Rabu (7/9) lalu.
"Pas ketua dewan itu membacakan, ternyata salah, dari kesalahan itu lah kami merasa kecewa," ucap Solihin saat dikonfirmasi. [gbe/rsy]