DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi, Sumatera Utara, menggelar gerakan kerja bakti serentak dalam rangka World Cleanup Day Indonesia Tahun 2025, Jumat (26/9/2025).
Hal itu sesuai surat Bupati Dairi Vickner Sinaga Nomor: 600.4/9401/DLH/IX/2025 tanggal 24 September 2025.
Baca Juga:
PLN Donasikan Sambungan Listrik Gratis untuk Warga di Margasari Karawang
Salah satu butir dalam surat itu disebut, para kepala sekolah agar melakukan kegiatan gotong royong di area lingkungan sekolah masing-masing dengan melibatkan warga sekolah.
Namun terungkap, siswa sekolah tidak hanya membersihkan area lingkungan sekolah, namun dikerahkan untuk membersihan pajak Sidikalang.
Hal itu pun menimbulkan kekecewaan bagi orangtua siswa, sebagaimana diunggah akun facebook Netty Silalahi, dilihat WahanaNews.co, Sabtu (27/9/2025).
Baca Juga:
PLN Donasikan Sambungan Listrik Gratis untuk Warga di Margasari Karawang
"Ada sesuatu yg harus kujelaskan masalah sekolah anakku tadi di salah satu SMP Negeri di Sidikalang. Anakku kuberangkatkan ke sekolah untuk belajar, ketepatan seminggu ini mereka ujian di sekolah. Tapi tadi siang anakku pulang dari sekolah seperti gk semangat... Trus mau muntah," tulis Netty mengawali.
"Kutanya anak ku,, kenapa kamu amang, kenapa lesu.." Iya mak, aku malas kali, besok kembali aku ujian susulan karna tadi hanya sebentar belajar, disuruh guru kami ke pajak untuk bersihkan sampah sampah yg ada dipajak, kami ada 40 orang kata anakkulah," lanjutnya.
Mendengar pengakuan anaknya, Netty pun terkejut, terlebih pembersihan dimaksud dilakukan tanpa alat, namun langsung menggunakan tangan.
"Terkejut aku,, Kenapa kalian yg bersihkan sampah dipajak?? Apa maksudnya?? Sampai ber ulang ulang kutanya anak ku sanking geram nya aku. Belum lagi tadi anak ku bilang kami bersihkan sampah pake tangan, bukan pake sapu atau skop.. Ya ampun... Serius hamuna, geram x aku,, Sedangkan dirumah anakku bersihkan halaman dan sampah sampah pake sapu dan skop. Ini malah pake tangan," tulisnya.
Netty pun mengaku kecewa dengan hal itu. Dia setuju jika pembersihan dilakukan di lingkungan sekolah, tidak jika di pajak.
"Lagian kenapa lah kuberangkatkan anakku ke sekolah tapi hanya untuk bersihkan sampah di pajak, kecuali tadi di lingkungan sekolah, ya gak apapa. Ini sampai ke pajak Sidikalang loch. Emank itu pekerjaan siswa? Serius bertanya!! Baru kali ini aku dengar anak siswa yg bersihkan sampah di pajak. Minum aja pun gk diksih anak ku... Astaga," tulisnya.
Masih menurut Netty, sesuai pengakuan anaknya, perihal pembersihan itu disebut atas perintah pimpinan.
"Kutanya anakku,, Siapa yg suruh..,, Anak ku bilang "kata guruku disuruh pimpinan...." Ya Tuhan.. Segitunya. Kuberangkatkan anakku ke sekolah mau belajar loch, sampai dia gak jadi ujian tadi, hingga ujian susulan dia besok.. Anak ku mau belajar lo ibu bapak guru, bukan mau pungut sampah ke pajak. Miris x aku lihat peraturan sekolah ini ahh. Kecewa x aku," tutupnya.
Dikonfirmasi lewat massenger, Netty menyebut anaknya sekolah di SMP Negeri 3 Sidikalang.
Diketahui, SMP Negeri 3 Sidikalang berada di Kelurahan Batang Beruh, berjarak beberapa kilometer dari pajak Sidikalang yang berada di Kelurahan Sidikalang.
[Redaktur: Fernando]