DAIRI.WAHANANEWS.CO, Sidikalang - Kasus stunting masih menjadi topik hangat yang menarik untuk dibahas dan banyak terjadi pada anak di banyak negara, terutam Indonesia.
Dilansir dari laman kemenkeu.go.id, menurut World Health Organization (WHO), stunting merupakan gangguan perkembangan dan pertumbuhan anak, akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang. Hal ini ditandai dengan tinggi badan seseorang yang berada di bawah standar atau disebut tengkes.
Baca Juga:
Pemkab Dairi Siap Dukung Gugus Tugas Polri Sukseskan Ketahanan Pangan
Berdasarkan data dari sebuah Survei Kesehatan Indonesia (SKI) yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemkes), bahwa prevalensi stunting pada tahun 2023 sebanyak 21,5 persen.
Gejala tersebut terjadi karena ketidakseimbangan zat gizi (malnutrisi) yang diperoleh seorang ibu ketika hamil ata anak pada fase pertumbuhannya. Tingginya angka stunting membuat kita harus lebih peduli dan tidak menanggap remeh kasus yang terjadi ini.
Sebelum mencari cara untuk mengatasi kasus stunting, penting untuk terlebih dahulu mengetahui dan memahami akar permasalahan yang menjadi penyebab masalah tersebut.
Seperti itulah yang dilakukan oleh Rangga Daffa, dengan memproduksi puding yang memanfaatkan daun kelor sebagai bahan utamanya. Daffa percaya bahwa produk ini dapat sebagai solusi dari pencegahan masalah stunting.
Baca Juga:
Polsek Bagan Sinembah Gelar Kegiatan Launching Gugus Tugas Polri dan Ketapang.
“Saya ingin supaya masyarakat dapat mengetahui dan memahami bahwa daun kelor dapat menjadi solusi dari masalah stunting dan ingin menghapuskan pemikiran keliru masyarakat yang mengkonsepkan dan mengaitkan daun kelor dengan hal mistis,” ujar Daffa dalam keterangan pers, Rabu (20/11/2024).
Daffa tidak hanya mengedukasi mengenai manfaat daun kelor, ia sekaligus mengedukasi beragam hidangan dari daun kelor yang dimanfaatkan dalam berbagai kebutuhan.
Kreasi yang dibuatnya juga merupakan bagian dari program kerja, yang juga mengantarkan Daffa menjadi Duta Genre Putra Provinsi Sumatera Utara 2024.
Sebagai Duta Genre, ia aktif dalam melaksanakan program pengabdian masyarakat untuk meningkatkan kesehatan masyarakat, khususnya di wilayah terpencil.
Sebelum kreasi puding daun kelor, Daffa terlebih dahulu menjual cemilan keripik daun kelor, tetapi penjualan tersebut tidak berlanjut lama.
Dengan semangat yang ia miliki, mendorongnya untuk kembali membuat puding daun kelor, sebuah cemilan sehat dan praktis dikonsumsi, yang mempertahankan bahan baku daun kelor.
Daffa membuatnya sebanyak 20 hingga 30 buah dan menjualnya sekitar Rp2.500 per buah selama tiga kali dalam seminggu di area kampus.
Banyaknya peminat dari puding daun kelor ini menjadi kebanggan dan kebahagian tersendiri baginya, karena hal ini dapat meningkatkan kualitas diri dalam kemandirian dan bidang kewirausahaan.
Daffa juga mengungkapkan, bahwa ia terinspirasi melalui kedua orang tuanya yang dahulu sering mengkonsumsi daun kelor. Mengetahui tanaman daun kelor mudah ditemukan dan memiliki manfaat, mendorong semangat Daffa untuk memberitahukan kepada masyarakat akan luar biasanya tanaman ini.
Kisah Rangga Daffa menjadi contoh yang menginspirasi, dengan mengajak setiap orang untuk lebih memperhatikan asupan gizi dan nutrisi yang diberikan kepada tubuh mereka.
Untuk mendapatkan pola hidup sehat, kita harus bijak dan selektif dalam memilih makanan yang dikonsumsi setiap harinya, karena hal tersebut sangat berdampak besar pada kesehatan dan perkembangan tubuh.
[Redaktur : Robert Panggabean]