WahanaNews-Pakpak Bharat | Proyek Pembukaan Jalan Bandar Baru Kecamatan Sitellu Tali Urang Jehe (STTU Jehe), Kabupaten Pakpak Bharat, Sumatera Utara, terkesan asal jadi.
Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pakpak Bharat terkesan cuek, tidak ada tindakan kepada perusahaan pelaksana kegiatan tersebut. Hingga Selasa (31/5/2022), tidak ada perbaikan pada proyek tersebut.
Baca Juga:
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, Kasus Masih dalam Penyelidikan
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, proyek berbiaya Rp 139.700.000 yang bersumber dari APBD Perubahan Tahun Anggaran (TA) 2021 itu, tidak dapat dimanfaatkan masyarakat.
Elevasi jalan terlalu terjal. Badan jalan tidak rata, banyak lobang. Karenanya, kenderaan roda dua pun sulit melintasi jalan itu.
Hal itu dikatakan L Padang, tim investigasi LSM Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (Pilihi) Kabupaten Pakpak Bharat, Kamis (14/4/2022).
Baca Juga:
Setyo Budiyanto Terpilih sebagai Ketua KPK: OTT Tetap Senjata Utama
Disebut, pembangunan yang dinilai tanpa perencanaan yang matang itu, terkesan menghamburkan uang masyarakat.
Pantauan mereka, pada badan jalan terdapat lembah yang dipasang dua buah gorong-gorong diameter 45 cm.
Ukuran gorong-gorong itu diduga tidak mampu mengeluarkan luapan air bilamana hujan deras. Diperkirakan akan terjadi bencana longsor dan akan menelan korban gerusan air dibawahnya.
Di sisi lain, di tengah badan jalan yang sama terdapat korekan tanah yang sangat dalam, seharusnya dipasang gorong-gorong, ternyata hingga saat ini belum dipasang. Melintasinya, masyarakat harus menggunakan kayu sebagai jembatan.
Padang berharap kegiatan tersebut diperbaiki ke depan. Aparat hukum dan pihak terkait lainnya, diminta untuk mengaudit paket pekerjaan itu dan menindaklanjutinya sesuai aturan yang berlaku.
Terpisah, Kepala Dinas PUPR Pakpak Bharat Maringan Bancin dikonfirmasi mengatakan, tidak mengetahui persoalan proyek itu, karena baru dilantik sebagai Kadis.
Pun demikian, Maringan menyebut akan menindaklanjutinya. Ditambahkan, proyek itu belum dibayar.
Sementara pelaksana pekerjaan dari CV BV inisial JC, dikonfirmasi terpisah lewat selular, mengaku rugi pada pekerjaan itu akibat pelaksanaan pemaretan terlalu panjang. JC juga mengaku bahwa biaya perawatan sejumlah 5 persen dari pagu anggaran belum dibayarkan. [gbe]