Dairi.WahanaNews.co, Sidikalang - Penjabat (Pj) Bupati Dairi, Sumatera Utara, Surung Charles Lamhot Bantjin menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) regional upaya percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem 2024, di kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Jakarta, Senin (5/8/2024).
Keterangan Diskominfo Dairi, Charles mengatakan, rakor tersebut bertujuan untuk menyelaraskan strategi dan langkah konkret dalam mengurangi angka kemiskinan ekstrem.
Baca Juga:
Puncak Lonjakan Penumpang Masa Libur Nataru Terminal Kalideres pada 24 dan 28 Desember 2024
"Kegiatan rapat ini merupakan wadah untuk meningkatkan kolaborasi antar pemerintah daerah dan pusat untuk secara bersama sama menurunkan angka kemiskinan ekstrem," kata Charles.
Selain itu, dikatakan Charles, rakor tersebut mendiskusikan mengenai berbagai tantangan dan solusi inovatif untuk mempercepat penghapusan kemiskinan ekstrem.
Charles menegaskan komitmennya dalam mendukung penuh program pusat guna menuntaskan kemiskinan ekstrem.
Baca Juga:
Pemprov DKI Siapkan 2.846 Unit Bus di Empat Terminal untuk Nataru 2025
"Kami akan mengoptimalkan seluruh sumber daya yang ada dan berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan program ini sukses," ujarnya.
Untuk Kabupaten Dairi, jumlah penduduk miskin mengalami penurunan. Hal itu berdasarkan rilis angka kemiskinan Kabupaten Dairi dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024.
Berdasarkan catatan BPS, penduduk miskin Kabupaten Dairi 2024 sebesar 7.10 persen atau 20,40 ribu jiwa.
Namun untuk tahun 2024, persentase penduduk miskin atau penduduk dengan pengeluaran per kapita per bulan di bawah garis kemiskinan mengalami penurunan sebesar 0.37 persen dibanding persentase penduduk miskin tahun 2023 sebesar 7.47 persen.
Bahkan menurut BPS, perolehan 7.10 persen pada Tahun 2024 merupakan persentase penduduk miskin terendah dalam satu dekade terakhir. Sebelumnya, persentase penduduk miskin di Kabupaten Dairi pernah mencapai 9.09 persen pada Tahun 2015.
Charles mengatakan, meskipun penduduk miskin berkurang, masih ada tantangan yang harus kita hadapi dalam mengurangi kesenjangan dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat miskin.
Menurut Charles, angka kemiskinan menjadi cerminan keberhasilan atau kegagalan berbagai kebijakan pembangunan yang telah diterapkan.
[Redaktur : Robert Panggabean]