WahanaNews-Dairi | Pendeta Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Bangun, Kecamatan Parbuluan Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Esron Ambarita, mengaku ada ucapannya yang salah pada acara ibadah Minggu (31/10/2021).
Dikatakan, tujuan ucapannya saat itu pada prinsipnya karena ia tidak ingin ada perpecahan di antara jemaat karena Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) di Desa Bangun I. Namun dalam penyampaian, ada ucapan, yang diakuinya salah.
Baca Juga:
Gelar Naker Expo, Kemnaker Sediakan Puluhan Ribu Lowongan Pekerjaan di Tiga Kota
Terkait hal itu, melalui media, Ambarita menyampaikan permintaan maaf kepada semua pihak terkait. Ditambahkan, ia akan menyampaikan permohonan maaf langsung kepada jemaat pada ibadah Minggu mendatang.
“Ahu secara pribadi Pendeta Ambarita mangido maaf tu akka dongan, ruas, parhalado, na tersinggung di akka hata na haruar na hubaen di Minggu tanggal 31. Sai ta jaga ma kekondusifan ni gareja ta (Saya secara pribadi Pendeta Ambarita memohon maaf kepada semua sahabat, jemaat, pengurus gereja, yang tersinggung di segala ucapan yang saya keluarkan di Minggu Tanggal 31. Marilah kita jaga kekondusifan gereja kita),” kata Ambarita di Sidikalang, Jumat (5/11/2021).
Ditambahkan, karena Pilkades Desa Bangun I, terindikasi ada perpecahan di tengah jemaat gereja HKBP Bangun. Karenanya, Ambarita meminta agar perbedaan pendapat terkait Pilkades, tidak terbawa di dalam gereja.
Baca Juga:
Sudinkes Jakarta Barat Ingatkan Rumah Sakit Terus Terapkan Pelayanan Berbasis Hospitality
“Dihata parpudi, huelek do sasittong na ruas i, sampe hu dok do unang pola adong mamboto hita ise na ta pillit asa denggan huria ta on. Jadi dang adong di ahu laho mambahen persoalan. Asa unang adong do terbawa-bawa masalah i tu gareja (Di perkataan terakhir, saya bujuk jemaat, saya katakan agar tidak perlu ada orang tahu siapa yang kita pilih agar hubungan jemaat baik. Jadi tidak ada bagi saya ingin membuat persoalan. Agar tidak adanya terbawa masalah itu ke gereja),” tambah Ambarita.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, jemaat HKBP Bangun menyesalkan tindakan pendeta Esron Ambarita, yang dinilai mencampuri politik terkait Pilkades di desa Bangun I.
Disebut, pada ibadah Minggu (31/10/2021), Ambarita terkesan memaksa jemaat untuk memilih calon Kepala Desa (Kades) yang berasal dari gereja HKBP tersebut. Jika memilih diluar itu, jemaat diminta untuk keluar dari HKBP. {gbe}