Dairi.WahanaNews.co, Sidikalang - Kepala Desa Sempung Polling, Kecamatan Lae Parira, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, inisial JS bersama pengurus Karang Taruna (KT) inisial SS, bersama terduga lain, dilapor ke Polres Dairi, atas dugaan penganiayaan dan pengeroyokan.
Mereka dilaporkan korban Putra Sianturi (31) dan ayahnya Togar Sianturi (64), atas penganiayaan yang mereka alami pada Kamis (17/8/2023) di lapangan bola Sempung Polling.
Baca Juga:
Kementan Dorong Optimasi Ratusan Hektar Lahan Baru di Sumsel
Laporan dimaksud bernomor: STTLP/B/368/V/III/2023/SPKT/POLRES DAIRI/POLDASU, tertanggal 19 Agustus 2023.
Putra didampingi Togar kepada wartawan di Sidikalang, Minggu (20/8/2023), menjelaskan kronologi kejadian itu.
Sebelum kejadian, mereka menonton pertandingan sepakbola klub Sidikalang versus Parongil di lapangan Sempung Polling, dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-78.
Baca Juga:
Olokan ke Tukang Es Teh Viral, Presiden Prabowo Tegur Gus Miftah
Sekitar pukul 21.00 Wib, Putra menerima kabar ayahnya ditampar seseorang, belakangan diketahui bernama SS, saat menonton pertandingan itu.
Putra pun menemui SS yang masih berada di lapangan, bersama rekan-rekannya Karang Taruna. Mereka sempat berjabat berkenalan, sekaligus menanyakan siapa SS.
Putra kemudian menanya alasan SS menampar ayahnya yang sudah jauh diatas usianya. Mereka pun cekcok mulut.
"Dia ribut menonton, kenapa rupanya," kata SS.
Tidak terima atas perlakuan SS, Putra sempat mendorong SS hingga jatuh. Melihat hal itu, rekan-rekan SS di tempat itu langsung mengeroyok dan memukuli Putra.
Putra lari menyelamatkan diri ke jalan raya, walau tetap dikejar SS dan rekan-rekannya. Beruntung, Putra diselamatkan Parto Banjarnahor, mengamankan Putra di rumahnya.
Tidak lama, Kepala Desa Sempung Polling, JS, tiba di rumah Parto, menghampiri Putra, langsung meninju Putra di bagian mata sebelah kiri, disusul tamparan dan tendangan.
"Harus kuhabisi dia itu," kata JS, ditirukan Putra.
Merasa terancam dan takut atas ancaman JS, Putra meminta Parto Banjarnahor menghubungi keluarganya dan Kepala Desa Bulu Duri untuk menjemputnya dari tempat itu.
Berselang, keluarga Putra dan perangkat Desa Bulu Duri pun datang menjemput, sekaligus membawa Putra berobat ke RSUD Sidikalang, hingga dirujuk ke salah satu rumah sakit di Tanah Karo.
Putra mengalami bengkak dan luka di mata sebelah kiri, serta luka dan memar di sekujur tubuhnya.
Sementara Togar Sianturi, ayah Putra, kepada wartawan mengatakan, saat pertandingan bola dimaksud, menyerukan "bermain aman-aman sajalah, jangan rusuh".
Tiba-tiba, SS menamparnya, membuat Togar bingung. Kejadian itu pun didiamkan dan tidak dipermasalahkan Togar.
"Mungkin anak saya dengar dari orang lain bahwa saya ditampar SS tanpa alasan yang jelas," kata Togar.
Terpisah, Ketua Umum Lumban Gambiri Sianturi se-Indonesia Jintar Sianturi via selular kepada wartawan menyampaikan harapan agar Polres Dairi segera melakukan proses hukum dan segera menangkap para terduga pelaku.
Jintar yang berdomisili di Jakarta itu, merasa miris atas kejadian dimaksud, karena melibatkan Kepala Desa dan pengurus Karang Taruna, yang seyogiyanya menjadi penganyom.
"Sejatinya mereka pemerintahan desa hadir ditengah masayarakat sebagai pengayom, bukan penganiaya. Kami keluarga besar Lumban Gambiri Sianturi se-Indonesia, meminta agar Polres Dairi , Polda Sumatera Utara segera melakukan proses hukum dan menangkap para terduga pelaku," kata Jintar.
[Redaktur: Tumpal Alfredo Gultom]